BAB I
Keluarga dan Kelahiranku
Namaku Maulida lahir di Singkawang 12 September 1993 dan
sekarang berumur 28 tahun. Aku adalah anak keempat dari lima bersaudara, ayahku
bernama Anton kelahiran Palopo 5 Mei 1960 berdarah bugis yang berasal dari
daerah Palopo Sulawesi Selatan, dan ibuku bernama Ruswati kelahiran Singkawang
14 September 1965 berdarah melayu yang beresal dari Parit Lintang Selakau,
Kalimantan Barat. Jadi aku adalah anak yang terlahir dari dua budaya bugis dan
melayu. Keluargaku biasa memanggilku dengan sebutan Ida atau lebih akrabnya
Andah. Aku memiliki tiga saudara perempuan dan satu saudara laki-laki. Kakak
pertamaku bernama Hermawati yang menikah dengan seorang lelaki bernama Sutarno
berasal dari Jawa Tengah. Mereka
memiliki dua anak perempuan dan satu anak laki-laki. Anak pertamanya
bernama Hersa Putri yang berusia 17 tahun, anak keduanya bernama Dimas
Rahardian yang berusia 14 tahun, dan anak ketiganya bernama Amelia yang berusia
12 tahun. Kakak keduaku bernama Hariyati yang menikah dengan seorang lelaki
bernama Roby Harza yang berasal dari Singkawang dan memiliki dua anak perempuan
dan satu laki-laki. Anak pertamanya bernama Rasya Harviza Putra yang berusia 15
tahun, anak keduanya bernama Zivana Harviza Putri yang berusia 4 tahun, dan anak
ketiganya bernama Razka Harviza Putra yang berusia 1 tahun. Kakak ketigaku
bernama Sri Hartuti yang menikah dengan seorang lelaki bernama Syahril Ilyas
berasal dari Singkawang dan memiliki tiga anak perempuan. Anak pertamanya
bernama Adelya Listiastuti yang berusia 17 tahun, anak keduanya bernama Aqila
Lutfi Finanda Nikita Ilyas yang berusia 8 tahun, dan anak ketiganya bernama
Bunga Kanza Isyika Ilyas yang berusia 6 tahun. Saudara laki-lakiku bernama
Syafaruddin yang berusia 26 tahun masih belum menikah. Adiku bekerja di salah
satu perusahaan swasta di Singkawang.
Aku sangat menyanyangi mereka walau terkadang kami sering
berbeda pendapat satu sama lain, tapi itulah yang nanti akan dirindukan ketika
sudah memilih kehidupan masing-masing. Aku adalah anak yang sangat dekat dengan
kedua orang tuaku. Aku lebih sering menghabiskan waktuku di rumah bersama
mereka tidak ada satu waktu pun yang aku lewati bersama mereka. Aku terlahir
dari keluarga yang sederhana ayahku seorang pekerja swasta dan ibuku seorang penjual
kue tradisional. Setiap hari sepulang sekolah aku selalu membantu ibuku membuat
kue jajaannya. Tiada hari yang kulewati tanpa membantu ibuku membuat kue. Hal
inilah yang membuat aku sangat dekat dengan ibuku. Ketika libur sekolah aku
membelanjakan bahan-bahan yang digunakan ibuku untuk membuat kue. Aku sangat
senang bisa membantu pekerjaan ibuku membuat kue, selain mendapatkan uang saku
untuk jajan aku juga bisa belajar cara membuat kue. Aku membantu ibuku
berjualan kue dari sejak aku masih duduk di Sekolah Dasar. Dapat kita ketahui
diusia Sekolah Dasar adalah usia aktif bermain tapi hal itu tidak berlaku
bagiku. Aku lebih memilih di rumah membantu ibuku membuat kue, jika sudah
selesai membantu ibu membuat kue barulah aku pergi bermain bersama teman-teman
di dekat rumahku.
Ibuku mulai berjualan sejak tahun 1990 lama bukan ? aku saja
masih belum lahir. Ibuku mengantarakan kue ke pasar menggunakan sepeda tapi
jika aku libur sekolah aku yang mengantarkan kue ibu ke pasar. Sebelum
keluargaku memutuskan pindah ke Singkawang dulu keluargaku tinggal di Pulau
Kabung. Pulau kabung adalah bagian dari gugusan pulau-pilau kecil di Kalimantan
Barat yang berada di wilayah kabupaten Bengkayang, tepatnya di Desa Karimunting
Kecamatan Sungai Raya Kepulauan. Dulu ayahku memiliki usaha di sana yaitu
membuat bagan ikan di laut dan memiliki kebun cengkih. Seiring berjalannya
waktu dan semangkin bertambahnya usia ayahku, ayahku memutuskan untuk pindah ke
Singkawang dan membuka usaha kecil-kecilan di sini. Ayah ibuku adalah tipe
orang yang sangat pekerja keras mereka bekerja tanpa mengenal lelah untuk
menghidupi lima anaknya. Ayah ibuku banting tulang setiap hari untuk kami agar
bisa makan dan bersekolah. Hari demi hari terlewati hingga ayah ibuku bisa
membuat rumah sendiri untuk kami berteduh dan membeli sepeda motor.
Seiring berjalannya waktu usaha ayahku mulai meredup dan
akhirnya toko kelontong yang dekelola bertahun-tahun harus terpaksa ditutup.
Semenjak itu ayahku memutuskan untuk menjadi petani yang menanam padi di persawahan.
Setiap pagi dan sore ayahku selalu pergi ke ladang untuk melihat padi yang di
tanamnya dan ibuku masih tetap berjualan kue di pasar. Bertahun-tahun ayahku
harus bekerja menjadi petani untuk mencukupi kehidupan kami. Aku sangat kasihan
meliat pengorbanan ayah ibuku untuk menghidupi anak-anaknya. Keringat yang
selalu bercucuran tidak pernah mereka hiraukan, badan yang lelah karena
seharian bekerja tidak pernah mereka keluhkan. Di usia yang sudah tidak lagi
muda akhirnya ayahku menjual tanah sawahnya untuk di jadikan modal membuat
rumah kontrakan. Pada tahun 2012 ayahku membangun rumah kontrakan sebanyak lima
pintu. Alhamdulillah sampai saat ini usaha rumah kontrakan ayahku masih
berjalan lancar.
Meskipun ayahku sudah memiliki usaha rumah kontrakan tetapi
ibuku tetap berjualan kue untuk membantu perekonomian keluarga. Ibuku tidak
pernah lelah untuk berjualan kue, setiap pagi ibuku selalu mengantarkan
jualannya ke pasar dan aku bersama adikku juga membantu menitipkan jualannya di
warung kopi. Ibuku berjualan kue tanpa mengenal lelah dalam keadaan sedang
sakit pun masih berjualan kue. Terkadang aku sangat kasihan melihat ibuku yang
sangat lelah sehingga aku bertekad untuk giat sekolah dan menjadi orang yang
membanggakan untuk ayah ibuku. Aku sangat dekat dengan ibuku, banyak hal yang
selalu kami kerjakan bersama-sama. Aku sangat menyayangi kedua orang tuaku
karena berkat mereka aku bisa ada di dunia dan menjadi yang sekarang ini.
Mereka telah memenuhi kebutuhan hidupku dari aku kecil hingga aku dewasa.
Siang itu di Tahun 2018 tepatnya tanggal 15 November seketika
duniaku terhenti wanita pertama yang sangat aku sayangi meninggalkanku untuk
selamanya. Tidak pernah terpikir olehku hal terberat ini akan aku alami. Aku
yang melihat ibuku selalu baik-baik saja, sehat dan ceria ternyata tidak
menjadi jaminan untuk memiliki usia yang panjang. Kepergian ibuku sangat
membuat aku terpuruk dan histeris, karena siang itu ibuku hanya pergi bermain
ke rumah adiknya menggunakan sepeda yang biasa digunakannya untuk mengantarkan
kue jualannya di pasaryang. Adik ibuku bernama Sumiati yang akrab dipanggil
Amok dan suaminya bernama Baharrudin yang merupakan seorang pegawai negeri
sipil. Mereka memiliki satu anak perempuan dan dua anak laki-laki. Anak
pertamanya bernama Vidya Harmiati sudah menikah dengan seorang polisi yang
bernama Istanto dan memiliki satu anak perempuan dan satu anak laki-laki. Anak
perempuannya bernama Attaya Faitunisa dan anak laki-lakinya bernama Rifat.
Anak keduanya bernama Yudi Hardini belum menikah bekerja
sebagai karyawan swasta. Anak ketiganya bernama Fahrul Azmi belum menikah dan
sekarang sedang masa pendidikan TNI. Rumah adik ibuku berada tidak jauh dari
rumahku. Ketika pergi ke rumah adiknya ibuku dalam keadaan baik-baik saja.
Mereka berbincang-bincang di teras rumah dengan penuh kehangatan. Ketika suara
adzan zuhur berkumandang ibuku bergegas pulang karena harus pergi ke pasar lagi
untuk berbelanja bahan membuat kue. Masih berada di halaman rumah adiknya dan
memegang sepeda untuk pulang tiba-tiba ibuku jatuh pingsan. Sontak adik ibuku
kaget dan segera menghampiri ibuku yang sudah tidak sadarkan diri. Dengan cepat
anak adik ibuku menyusulku di rumah memberikan kabar yang tidak baik. Begitu
mendengar kabar tersebut aku langsung panik memanggil kakakku yang tinggal di
belakang rumahku. Kami segera menyusul ibuku yang masih tidak sadarkan diri di
rumah adiknya. Sesampainya di rumah adik ibuku kami segera membawanya ke rumah
sakit DKT Singkawang dan segera di tangani oleh dokter. Ternyata Allah berkata
lain setelah diperiksa, dokter
menyatakan ibuku telah tiada karena serangan jantug. Mendegar ucapan dokter
tersebut aku langsung tak berdaya, seluruh tubuhku rasa mati tak kuat lagi
berdiri. Aku menagis terisak-isak tak berhenti meratapi sosok wanita yang
selama ini menemaniku hanya terbujur kaku tak berdaya. Dalam keadaan tidak
karuan aku harus memberitahu keluargaku bahwa ibu kami sudah tidak ada. Aku
menelpon adikku yang sedang dalam perjalanan menyusul kami di rumah sakit.
Ketika mengetahui bahwa ibuku sudah tiada adikku langsung histeris menangis
memeluk ayahku yang sudah terduduk lemas. Setelah melakukan pembayaran di rumah
sakit kami segera membawa ibu pulang dengan Ambulance.
Dalam perjalanan pulang aku tidak berhenti menangis sambil meratapi ibuku
yang sudah terbujur kaku. Setibanya di rumah aku langsung memeluk erat ayahku
yang sedang menagis. Rumahku sudah ramai didatangi orang yang ingin melayat.
Aku harus menerima kenyataan pahit ini sosok yang menjadi
penyemangat disetiap perjalanan hidupku harus pergi menghadap yang maha kuasa.
Begitu cepat ibu meninggalkanku sedangkan aku belum memberikan yang terbaik
untuknya. Hari-hari berlalu ku jalalani tanpa ibu, berat rasanya melangkahkan
kaki ini namun aku harus berusaha tegar demi ayah dan adikku. Sebelum berangkat
kerja aku harus mempersiapkan semua yang biasa sudah ibuku lakukan semasa
hidupnya. Setelah sholat subuh aku membuatkan kopi dan menyediakan makanan
untuk ayah dan adikku. Aku menyelesaikan semuanya sendiri, terkadang aku lelah
tapi aku ingat kembali wajah ayah dan adikku. Mereka sekarang penyemangatku di
rumah. Berat rasanya harus menjalaninya semua sendiri tapi itulah kenyataan
yang harus dilalui. Semenjak kepergian ibuku aku lebih banyak tahu dari mulai
memasak, hal yang tidak pernah aku lakukan selama ibuku masih ada.
Terlepas dari itu semua ada peran kakak ketigaku yang sangat
mengambil andil semenjak kepergian ibuku. Dialah orang yang selalu perhatian
dan baik kepadaku. Dia selalu memperhatikan kami di rumah dan terkadang juga
ikut membantu perekonomianku. Aku sangat beruntung memiliki kakak seperti
beliau. Setiap hal yang ingin aku lakukan selalu aku bicarakan terlebih dahulu
dengannya.
BAB II
PERJALANAN
PENDIDIKANKU
Pada tahun 1999 aku masuk sekolah dasar, sekolahku bernama SD
Negeri 8 Singkawang tegah yang terletak di jalan Bambang Ismoyo Kelurahan
Kampung Jawa Kecamatan Singkawang Tengah. Letak sekolahku tidak begitu jauh
dari rumahku sehingga bisa di tempuh dengan berjalan kaki. Pertama masuk
sekolah dasar aku selalu di antar oleh ayahku,
beliau selalu setia menungguku hingga jam pulang sekolah tiba. Setelah
satu bulan sekolah dan memiliki banyak teman ayahku mengajariku untuk menjadi
pribadi yang pemberani. Pemeberani yang di maksud di sini adalah ayahku
tidak lagi menungguku di sekolah sampai
jam pulang. Ayahku hanya mengantarku hingga depan gerbang sekolah. Memasuki dua
bulan sekolah dasar aku meminta ayahku untuk tidak lagi mengantarku karena aku
ingin pergi sekolah berjalan kaki bersama teman-teman sekelasku. Aku sangat
senang karena ayahku mengizinkanku untuk pergi sekolah berjalan kaki bersama
teman-temanku. Setiap pagi aku pergi sekolah berjalan kaki bersama
teman-temanku. Dalam perjalanan kami saling berbincang satu sama lain. Betapa
senangnya masa ini, masa-masa yang hanya memikirkan bermain dan
bersenang-senang saja. Masalah terbesar yang di hadapi pada masa ini yaitu
hanya PR Matematika
Naik kelas II SD aku di belikan sepeda mini oleh ayahku
sebagai hadiah karena sudah naik kelas. Aku sangat senang sekali walaupun aku
belum mahir menggunakan sepeda. Setiap hari sepulang sekolah aku selalu
berlatih bersepeda dengan teman-temanku. Hari demi hari akhirnya aku mahir
bersepeda sejak itu aku tidak pernah lagi berjalan kaki ke sekolah. Aku pergi
sekolah bersepeda bersama teman-temanku. Naik kelas III SD aku mendapatkan
peringkat III dari 25 siswa di kelasku. Orang tuaku sangat bangga denganku
karena dari lima bersaudara hanya aku yang mendapatkan peringkat. Tapi, naik
kelas IV SD nilaiku menurun dan aku mendapatkan peringkat V orang tuaku kecewa
karena nilaiku menurun. Semenjak itu aku berusaha lebih giat belajar dan
mengikuti les di rumah guruku. Setiap sore aku pergi les ke rumah guruku yang
berada di Jalan Ratu Sepudak, kelurahan sungai garam, kecamatan Singkawang
Tengah. Naik kelas V aku kembali mendapatkan peringkat ke III orang tuaku
sangat senang melihatku meraih kembali peringkat III. Aku sangat senang bisa
melihat kedua orang tuaku bangga terhadapku. Naik kelas VI ternyata nilaiku
kembali menurun aku kemabali mendapatkan peringkat ke V, tapi kekecewaan itu
bisa sedikit terganti dengan nilai ujian nasional Matematika ku tertinggi. Ada
sepuluh siswa yang mendapatkan nilai ujian nasional matematika tertinggi salah
satunya adalah aku. Sepuluh orang siswa tersebut diberikan hadiah uang senilai
Rp.15.000,00 masing-masing. Nilai uang
segitu zaman dulu sangat tinggi bagiku, suatu kebanggan bagi kami para siswa
bisa memberikan nilai terbaik untuk sekolah.
Masa Sekolah Dasar berlalu dan pada tahun 2006 aku
melanjutkan ke SMP Negeri 4 Singkawang yang terletak di Jalan Bambang Ismoyo,
kelurahan kampung jawa, kecamatan Singkawang Tengah. SMP ini berada tidak jauh
dari rumahku dengan berjalan kaki pun bisa di tempuh. Waktu daftar SMP aku
selalu di temani oleh ayahku hingga pengumuman penerimaan. Aku masuk di kelas
VII C aku bertemu banyak teman baru di sini. Ada yang berasal dari SD Negeri 17
Singkawang, SD Negeri 2 Singkawang Tengah, SD Negeri 11 Singkawang Tengah, SD Negeri
15 Singkawang Tengah, dan MI Usuluddin Singkawang Tengah. Kelas kami sangat
kompak dan memiliki wali kelas bernama Angelika, S.Pd. wali kelas yang sangat
baik dan perhatian terhadap anak didiknya. Wali kelas kami ini sangat unik
beliau sangat menyukai warna pink sehingga kelas kami pun di warnai pink. Semua
perlengkapan kelas harus berwarna pink dan kelas harus dalam keadaan selalu
rapi, bebas dari debu, dan bangku yang berantakan.
Waktu kelas VII aku tidak mendapatkan peringkat dan aku
merasa sangat sedih. Tapi aku tidak menyerah aku terus belajar kelompok bersama
teman dekatku yang rumahnya tidak berjauhan. Setaip hari senin sampai kamis
sore kami selalu belajar kelompok, kami belajar dengan serius walau terkadang
ada saja hal-hal yang membuat tertawa. Belajar bersama mereka membuatku sangat
menyenangkan karena teman-temanku ini baik semua. Mereka mau mengajariku ketika
aku tidak paham terhadap materi. Naik kelas VIII kami semua di pisahkan aku
masuk kelas VIII E dan teman-temanku masuk kelas VIII D, VIII C, VIII B dan
VIII A. Walau terpisah kami tetap belajar bersama setiap sore, jika ada PR kami
selalu mengerjakan bersama. Tidak hanya belajar kelompok bersama teman-temanku
aku juga mengikuti les Bahasa Inggris di bimbel Victoria yang berda di jalan Alinyang
Singkawang. Ketika kelas VIII aku kembali mendapat peringkat III dari 30 siswa
orang tuaku sanagt bangga denganku. Aku dihadiahi sebuah ponsel Nokia tipe 1300
layar warna, hp yang sangat hits pada masa kejayaannya. Aku sangat senang dan
berterima kasih kepada kedua orang tuaku karena telah menghadiahiku sebuah HP
dan aku bertekad ingin meningkatkan prestasiku.
Waktu berlalu dan aku naik kelas IX tidak terasa rasanya
sudah berada di penghujung masa SMP. Kelas
IX aku tidak satu kelas lagi dengan teman-temanku yang di kelas VII
dahulu kami semua pisah kelas. Semenjak kelas IX kami sudah tidak pernah
belajar kelompok lagi di karenakan sibuk dengan urusan masing-masing. Kelas IX
aku lebih banyak belajar sendiri di rumah dan aku pun tidak lagi mengikuti les
Bahasa Inggris karena teman-temanku juga tidak les lagi. Aku hanya les yang
diadakan oleh sekolah untuk penunjang kelulusan. Tiba saatnya penggumuman
kelulusan, waktu kelulusan SMP ayahku yang mengambil amplopnya aku sangat cemas
karena takut tidak lulus. Dan alhamdulillah aku lulus tapi dengan nilai ujian.
Dan alhamdulillah aku lulus tapi dengan nilai ujian yang kurang memuaskan.
Total nilaiku dari empat mata pelajaran yang di ujiankan hanya berjumalah
23,65. Aku sangat sedih dan menyesal karena tidak belajar sungguh-sungguh.
Dengan nilai yang pas-pasan menyulitkanku untuk sudah masuk ke SMA favorit di
Singkawang. Salah satu cita-citaku yaitu ingin masuk SMA Negeri 1 Singkawang
yang berada di jalan Pahlawan gg Tama kelurahan roban kecamatan Singkawang Tengah
sekolah ini cukup jauh dari rumahku.
Akhirnya pada tahun 2009 aku harus masuk ke SMA Negeri 5
Singkawang yang berada di jalan Ratu Sepudak, kelurahan Sungai Rasau kecamatan
Singkawang Utara sekolah ini berada sangat jauh dari rumahku. Ini adalah pertama
kalinya aku bersekolah jauh dari rumahku. Daftar SMA aku diantar oleh ayahku
sampai urusannya selesai. Hari pertama SMA aku masuk di kelas X A dan aku tidak
memiliki teman. Teman-temanku semasa SMP ku banyak yang memmilih masuk SMK
Negeri 2 Singkawang yang beralamat di jalan Bambang Ismoyo kelurahan Kampung
Jawa, kecamatan Singkawang Tengah. Sekolah ini berada tidak jauh dari rumahku
sehingga bisa di tempuh dengan berjalan kaki. Kakakku menyuruhku untuk masuk
SMK Negeri 2 Singkawang tapi aku menolaknya karena selesai masa SMA aku ingin
lanjut perguruan tinggi.
Semenjak sekolah di SMA Negeri 5 Singkawang aku memiliki
teman-teman yang rumahnya sangat berjauhan
dari rumahku. Ada yang berasal dari Sungai Garam, Sungai Bulan,
Samalagi, dan Sempadang. Pertama mausk dekolah ini aku merasa tidak senang
karena tidak ada satu teman baikku yang bersekolah di sini. Tapi ketika rasa
malas dan tidak senang muncul aku teringkat kembali wajah kedua orang tuaku.
Ketika SMA aku tidak memiliki prestasi seperti di SMP tapi hal ini tidak
menyurutkan semangatku untuk selalu belajar demi membahagiakan orang tuaku.
Kelas X A terlewati aku naik kelas XI, kelas XI kami di bagi menjadi dua
jurusan yaitu jurusan IPA dan jurusan IPS. Karena aku tipe orang yang tidak
suka soal hitungan jadi kau memutuskan untuk masuk jurusan IPS.
XI IPS 1 adalah kelasku, kelas yang sudah berlebel paling
ribut dan susah di atur anak-anaknya ada di sini semua. Tapi kelas kami ini
sangat kompak, setiap ada kegiatan kami selalu bersama satu kelas. Kekompakan
kami tidak hanya dalam hal akademik tetapi juga non akademik. Hal inilah yang
membuat aku sangat bangga terhadap teman sekelasku, kami berteman tidak
memandang fisik dan status sosial orang tua. Satu kelas kami akrab semua, naik
kelas XII IPS 1 kami masih tetap satu kelas. Kami semangkin kompak dalam hal
apapun sampai di hukum satu kelas di lapangan pun pernah. Tapi itulah hal yang
sangat kami rindukan nantinya setelah lulus SMA. Semangkin dekat mengahadapi
kelulusan kami tetap kompak tidak ada satupun hari kami lewati.
Hari kelulusan tiba kami sangat berdebar, hari kelulusanku di
temani oleh kakakku yang ketiga. Dan alhamdulillah ternyata kami satu kelas
lulus semua antara senang dan sedih. Senang karena lulus SMA dan bisa
melanjutkan ke perguruan tinggi sedih karena harus berpisah dengan teman satu
kelas yang sangat baik dan kompak. Tapi inilah perjalan hidup yang harus di
jalani setiap pertemuan pasti selalu ada perpisahan. Kami merayakan kelulusan
di Pantai Pasir Panjang Singkawang yang terletak di Kecamatan Tujuh Belas, Kota
Singkawang, Kalimantan Barat. Pantai pasir panjang adalah objek wisata alam
berupa pantai yang berpasir putih dan panjang.
Setelah lulus SMA tahun 2012 aku melanjutkan ke perguruan
tinggi yang ada di Kota Singkawang yaitu STKIP Singkawang. Aku sebenarnya ingin
kuliah di Pontianak tetapi kedua orangku tidak setuju selain faktor ekonomi aku
juga tidak pernah pisah dengan mereka. Akhirnya aku memutuskan untuk mendaftar
di STKIP Singkawang. Tidak hanya aku ada beberapa teman sekelasku SMA yang ikut
mendaftar juga. Aku mengambil jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
dan temanku yang lain mengambil jurusan Pendidikan Matematika. Selama duduk di
bangku kuliah aku tidak pernah absen dan selalu ikut serta jika ada kegiatan
kampus. Selama kuliah aku semangkin banyak bertemu teman dari berbagai daerah
ada yang dari daerah Sambas, Sekura, Pemangkat, Bengkayang, Paloh, dan Tebas.
Satu kelas kami sangat kompak baik dalam hal akademik maupun
non akademik setiap ada acara kampus kami selalu ikut serta. Kuliah semester I
aku memperoleh IPK 3.00, nilai ini sudah termasuk tinggi cuman aku merasa belum
puas dengan nilai yang ku peroleh. Aku kuliah lebih rajin dan giat. Kuliah
semeter II nilai IPK ku meningkat menjadi 3.15 sampai semeter V nilai IPK ku
selalu meningkat. Memasuki semester VI pada tahuin 2015 aku menjalankan mata
kuliah PPL ( Praktik Pengalaman Lapangan ) selama satu semester. Aku
mendapatkan tempat PPL di SMP Negeri 4 Singkawang yang terletak di jalan
Bambang Ismoyo Kelurahan Kampung Jawa Kecamatan Singkawang Tengah, aku sangat
senang karena sekolah ini adalah sekolahku dahulu semasa duduk di bangku SMP.
Secara tidak langsung aku bisa bernostalgia di sini tidak banyak yang berubah
dari sekolah ini hanya saja ada beberapa bangunan sekolah yang di tambah dan di
perbaiki. Guru-guru ku semasa duduk di bangku SMP masih tetap sama mereka masih
awet muda dan hanya ada beberapa tambahan guru baru di sini.
Kami berjumlah delapan orang yang PPL di SMP Negeri 4
Singkawang, enam orang mahasiswa berasal dari STKIP Singkawang dan tiga orang mahasiswa bersal dari IKIF PGRI
Pontianak. Dua mahasiswa berasal dari Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, tiga mahasiswa berasal dari Prodi Matematika, satu mahasiswa berasal dari prodi Pendidikan
Fisika, satu mahasiswa berasal dari prodi pendidikan Sejarah, dan satu
mahasiswa lagi bersal dari prodi Pendidikan Geografi. Kami semua berteman baik
selama PPL di sini dan saling membantu satu sama lain walaupun kami baru saling
mengenal. Selama PPL aku bertanggung jawab terhadap empat kelas yaitu kelas
VIII A, VIII B, VIII C, dan kelas IX H. Hal ini terjadi karena guru Bahasa
Indonesianya berangkat ke tanah suci karena jumlah kelas di SMP Negeri 4
Singkawang banyak jadi tugas pembagian kerja harus di bagi. Temanku yang
bernama Eko mendapatkan kelas VIII D, VIII E, VIII F, dan IX G. Semasa PPL aku
mendapat guru pamong bernama Ibu Sulastri, S.Pd. ibu Sulastri adalah guru
bahasa indonesiaku sewaktu duduk di bangku SMP dan sekarang menjadi partner
belajarku. Sementara ibu Sulastri melakanakan ibadah haji guru pamongku di
ganti dengan Ibu Angelika, S.Pd. Ibu Angelika adalah salah satu guru bahasa
indonesiaku semasa duduk di bangku SMP sekaligus wali kelas terbaik di kelas
VII dulu. Selama PPL aku banyak belajar dari bu Angelika, dia banyak
mengajariku dalam hal mengajar. Aku sangat bersyukur bisa PPL di sini selain
sekolahnya berada tidak jauh dari rumahku sekolah ini juga merupakan sekolah ku
sewaktu SMP.
Setelah selesai mata kuliah PPL kami di kembalikan lagi di
kampus, dan memasuki semester VII ada mata kuliah KKN ( Kuliah Kerja Nyata ).
Aku mendapatkan tugas KKN di kelurahan Sijangkung, kecamatan Singkawang
Selatan. Selama dua minggu aku KKN di sini, kami berjumlah 10 mahasiswa dari
berbagai jurusan. Selama KKN kami menjalankan program yang telah di buat dari
mulai kerja bakti di lingkungan masyarakat dan mengajar les siswa SD Asoka.
Setelah selesai PPL aku langsung mengajukan judul untuk seminar penelitian,
pertama aku mengajukan judul seminar penelitian di tolak oleh dosen
pembimbingku karena judul tersebut sudah ada. Tanpa putus semangat aku kembali
memperbaiki judul dan akhirnya judulku di terima aku sangat senang. Setiap hari
jam kerja kampus aku selalu menemui dosen pembimbingku untuk memastikan proposalku
agar sempurrna. Setelah sekian lama bimbingan akhirnya aku di berikan
kesempatan untuk melaksanakan seminar proposal penelitian. Aku sangat senang
bisa maju seminar. Seminar berlalu dan akhirnya proposalku di terima dan
mendapatkan nilai B aku sangat senang. Aku melanjutkan penelitian di SMP Negeri
4 Singkawang berkolaborasi dengan Ibu Sulastri, S.Pd.
Selesai melakanaskan penelitian aku maju untuk sidang skripsi
tepat tanggal 16 Juni 2016 aku resmi medapatkan gelar S.Pd. Aku sangat senang
dan bangga dengan diriku berkat kerja kerasku selama 3 tahun 8 bulan aku bisa
menyelesaikan S1 ku. Pada tanggal 30 Agustus 2016 aku wisuda di gedung Sun Moon
di jalan Kalimantan, kecamatan Singkawang Tengah. Gedung ini merupakan gedung
yang sering di gunakan untuk berbagai acara mulai dari acara wisuda,
pernikahan, dan pertemuan anggota. Wisudaku di hadiri oleh kedua orang tuaku
dan adik lelaliku aku sangat senang bisa membanggakan mereka.
BAB
III
Bangun
Mengejar Sebuah Cita-Cita
Setelah lulus kuliah
aku segera membuat surat lamaran pekerjaan. Aku membuat sepuluh surat lamaran
pekerjaan yaitu untuk SMP Negeri 2 Singkawang, SMP Negeri 12 Singkawang, SMK
Negeri 1 Singkawang, SMK Negeri 2 Singkawang, SMP Negeri 1 Singkawang, SD Negeri
8 Singkawang, SD Negeri 26 Singkawang, Mts Asysyafi (L-SIBA), SMP Negeri 8
Singkawang, dan SMA Negeri 2 Singkawang. Dengan mengendarai sepeda motor yang
telah menemaniku selama kuliah aku semangat mengantarkan surat lamaran
pekerjaan yang telah ku buat. Cuaca panas pun tidak ku hiraukan lagi tekadku
cuma satu ingin segera mendapatkan pekerjaan. Setelah menunggu seminggu tidak
ada satu pun surat lamaran pekerjaanku yang di terima. Aku sangat sedih aku
merasa kuliahku selama 3 tahun 8 bulan tidak berguna dalam dunia mencari
pekerjaan. Sementara belum ada panggilan pekerjaan di sekolah aku masih
mengajar les di Bimbel Platinum. Semenjak tahun 2014 dan waktu itu aku masih
kuliah semester III aku sudah mengajar les di sini. Gaji pertamaku di tempat
bimbel ini hanya Rp. 215.000,00 tapi aku sangat bersykur kala itu karena aku
sudah bisa membeli segala keperluan pribadiku sendiri. Alhamdulillah setiap
bulan gajiku bertambah dan selalu mencukupi kebutuhanku.
Tahun 2017 salah satu
teman mengajarku di bimbel yang bernama Nurmayunita atau biasa aku memanggilnya
dengan panggilan Kak Yuni memberikan tawaran mengajar. Tanpa pikir panjang aku
meniyakan tawarannya, sepulang mengajar les aku langsung membuat surat lamaran
pekerjaan. Keesokan harinya aku pergi mengantarkan surat lamaran pekerjaan
bersama Kak Yuni. Sekolah ini bernama SMP Negeri 4 Selakau yang terletak di
Jalan Ampera Desa Bentunai. Lokasinya sangat jauh dari rumahku tapi tidak aku
hiraukan karena aku ingin sekali segera mengajar. Awalnya ayahku tidak setuju aku
mengajar di sini karena selain jaraknya yang jauh gajinya juga kecil. Tapi
larangan ayahku tidak ku perdulikan aku masih saja tetap mengantarkan surat
lamaran pekerjaan di sekolah tersebut. Pagi harinya aku pergi bersama kak Yuni
ke sekolah tersebut, saat itu di sepanjang jalan sedang hujan. Hujan tidak
mengehntikan langkahku, aku menggunakan baju hujan dalam menempuh perjalanan.
Sesampainya di sekolah
tersebut aku langsung bertemu dengan Kepala SMP Negeri 4 Selakau yang bernama
Dr. Sunyoto. Beliau sangat baik dan menghargai kedatanganku, dia melihat surat
lamaran pekerjaanku seraya bekata “ apa tidak menyesal nantinya ? Jarak tempuh
dari rumah ibu ke sini jauh dan gajinya hanya Rp. 240.000, 00. Dengan semangat
aku menjawab “ Insya Allah tidak menyesal pak “. Setelah sedikit berbicara
dengan beliau akhirnya aku pamit untuk pulang, aku pulang sedirian karena kak
Yuni masih ada jam mengajar. Dalam perjalanan pulang aku selalu berdoa semoga
aku di terima di sekolah tersebut. Tidak perlu menunggu lama sesampainya aku di
rumah, aku di telpon oleh kepala sekolahnya. Dia memberitahu bahwa aku di
terima mengajar di sekolah tersebut dan aku sangat senang akhirnya setelah
hampir setahun selesai kuliah aku bisa mengajar di sekolah.
Walau pun ayahku tidak
menyetujui aku mengajar di sekolah tersebut aku tetap pada pendirianku. Hari
pertama mengajar, aku di sambut baik oleh rekan-rekan guru dan murid di sana
mereka sangat menerima kehadiranku. Kesan pertama aku mengajar di sini sangat
menyenangkan. Aku mengajar kelas VIII A dan VIII B di hari Selasa dan Kamis.
Aku berusaha bersosialiasasi dengan baik bersama rekan guru dan siswa di sini.
Waktu berlalu dengan cepat, memasuki tahun kedua aku mengajar di sini Kepala
SMP Negeri 4 Selakau memberikan kepercayaan kepadaku untuk menjadi wali kelas
VIII A dan mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas VIII A, VIII B,
dan VIII C. Jam mengajarku bertambah dari yang semula hanya 8 jam seminggu
menjadi 18 jam seminggu dan gajiku alhamdulillah juga ikutan bertambah. Aku
sangat bersyukur diberikan kepercayaan untuk menjadi wali kelas walau pun aku
tidak pernah menjadi wali kelas tapi aku berusaha memberika yang terbaik. Aku
banyak belajar bersama rekan guru yang di tunjuk menjadi wali kelas juga, kami
sering berbagi pengalaman.
Pertama kalinya menjadi
wali kelas aku mendapat tantangan yang bagiku sangat luar biasa. Salah satu
siswaku bernama Malaysia Fertine ingin berhenti sekolah dan memutuskan untuk
menikah. Aku sangat kaget dan berpikir dalam hati “ aku saja yang sudah berumur
25 tahun dan memiliki pekerjaan masih saja belum menikah. Tapi mengapa dia yang
masih berusia sangat belia sudah memikirkan untuk berhenti sekolah dan memilih
menikah. Apakah tidak akan menjadi penyesalan nantinya ? tanyaku dalam hati.
Akhirnya, aku memutuskan untuk berkunjung ke rumahnya bersama guru BK (
Bimbingan Konseling ) dan menemui kedua orang tuanya. Tiba di rumahnya kami
disambut oleh ibunya yang sedang merokok aku sangat kaget melihat seorang
perempuan yang di sapa Ibu oleh anak-anaknya bertingkah seperti itu. Tidak
menunggu waktu lama kami langsung mangatakan maksud dari kedatangan kami ke
rumahnya. Yang lebih membuat aku kaget ternyata orang tuanya juga mendukung
kalau anaknya berhenti sekolah dan memilih menikah. Karena tidak bisa berbuat
banyak akhirnya aku harus mengikhlaskan satu muridku dari kelas VIII A harus
gugur. Setelah kejadian itu setiap masuk kelas aku selalu memotivasi siswaku
untuk tidak mencontoh Malaysia Fertine.
Memasuki tahun ketigaku
mengajar tepatnya di tahun 2019 aku kembali diberikan kepercayaan menjadi wali
kelas VII B dan mengajar Bahasa Indonesia di kelas VII A, VII B, VII C, dan
VIII A. alhamdulillah gajiku kembali bertambah dan sangat mencukupi keperluan
pribadiku. Aku sangat senang masih diberikan kepercayaan untuk menjadi wali
kelas. Tahun keduaku menjadi wali kelas, aku mendapati salah satu siswaku masih
tidak bisa membaca. Aku sangat kaget siswa kelas VII SMP masih ada yang tidak
bisa membaca. Akhirnya aku memutuskan untuk membatu mengajarinya membaca
setelah sepulang sekolah. Dia sangat senang ketika aku memintanya untuk belajar
membaca bersamaku sepulang jam sekolah. Melihat semangatnya belajar membaca
yang sangat luar biasa aku juga ikutan bersemangat mengajarinya walau pun aku
sebernya sangat lelah tapi aku harus berusaha agar siswaku ini bisa membaca
seperti teman-temanya yang lain. Perjuanganku membuahkan hasil akhirnya siswaku
ini bisa membaca walaupun masih terbata-bata. Aku sangat senang sekali
setidaknya perjuanganku mengajarinya mebuahkan hasil walau belum maksimal.
Setiap masuk pelajaranku, aku selalu mempersilakan dia untuk membaca. Walau pun
ketika dia membaca selalu diejek oleh teman-teman di kelasnya dia tetap masih
mau membaca. Aku melihat bahwa dia anak yang sangat bersemangat untuk belajar
hanya saja ada beberapa kekurangan.
Setelah tiga tahun
mengajar di SMP Negeri 4 Selakau akhinya aku memutuskan untuk pindah mengajar
di Singkawang. Kebetulan saat itu salah satu SMP Negeri yang ada di Kota
singkawang yaitu SMP Negeri 16 Singkawang sedang mencari guru Bahasa Indonesia.
Aku tertarik mencoba mengantarkan surat lamaran pekerjaan di sekolah tersebut.
Tidak menunggu waktu lama sore harinya aku langsung dihubungi oleh bagain
kurikulum di SMP Negeri 16 Singkawang bahwa aku di terima mengajar di sini. Aku
sangat senang sekali bisa mengajar di Singkawang, selain jaraknya yang dekat
aku juga bisa bertemu dengan teman-temanku sesama guru di Singkawang. Tepat
akhir tahun 2019 aku memutuskan untuk berhenti mengajar di SMP Negeri 4 Selakau
dan hanya fokus mengajar di SMP negeri 16. Berat rasanya harus berpisah dengan
rekan guru di SMP Negeri 4 Selakau tapi inilah jalan hidup dan karir yang harus
aku tempuh. Banyak pengalaman dan pengajaran yang aku dapat selama aku berada
di SMP Negeri 4 Selakau. Tempat pertama yang mengajariku menjadi seorang guru
dengan sejuta rasa sabar, ikhlas, dan banyak beryukur.
Tepat diawal tahun 2020
aku sudah mengajar di SMP Negeri 16 Singkawang. Aku mengajar pelajaran Bahasa
Indonesia kelas VIII A, VIII B, dan VIII C. Di sini aku hanya sebagai guru mata
pelajaran tidak menjadi wali kelas. Aku mencoba beradabtasi dengan rekan
guru-guru di sini, mereka semua menerimaku dengan baik. Awal mula yang sangat
sulit bagiku untuk bersosialisasi di sini karena aku merupakan tipe orang yang
sedikit hemat dalam berbicara. Jika tidak diajak bicara maka aku pun demikian
tidak berbicara. Hanya saja aku berusaha mengubah sifat burukku dengan cara
belajar berkomunikasi dengan baik bersama para guru di sini. Setelah beberapa
bulan mengajar di sini aku memiliki teman akrab yaitu Nulaila, Nurhayatun, Febi
Udiyana, dan Samsuri. Mereka adalah teman baikku selama di sini, kami selalu
berbagi keluh kesah bersama tiada ahari yang kami lalui tanpa candaan. Aku
sangat senang sekali bisa berteman akrab dengan mereka. Kami sering bertukar
pikiran dalam hal mengahadapi siswa dalam masa pandemi covid 19. Selain itu
kami juga sering pergi makan dan santai bersama di luar. Selain hal tersebut
kami selalu mendukung satu sama lain dalam hal kebaikan yang pastinya. Semoga
kami bisa berteman dengan baik selalu dan selalu saling mendukung dalam hal
kebaikan.
BAB
IV
Keluh
Kesah Dimasa Pandemi
Memasuki tahun keduaku
mengabdi di Sekolah ini, Sekolah yang mengajarkan banyak pengalaman. Saya
Maulida, seorang guru Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP Negeri 16
Singkawang. SMP ini terletak di bagian utara Kota Singkawang tepatnya di Jalan Demang
Akub Kelurahan Setapuk Besar Kecamatan Singkawang Utara. SMP Negeri 16 adalah
salah satu SMP di Singkawang yang bekerja sama dengan sekolah luar negeri yaitu
Camden Haven High School Australia. Sebelum pandemi covid 19 melanda seluruh dunia SMP Negeri 16
Singkawang dan Camden Haven High School
sering melakukan pertukaran pelajar, tidak hanya mengikutsertakan pelajar guru
pun diikutsertakan. Walaupun sekolah ini jauh dari pusat kota tapi sekolah ini
bisa membawa nama baik kota Singkawang dikancah Internasional. Masih banyak
orang yang belum mengenal SMP Negeri 16 Singkawang karena sekolah ini termasuk
sekolah baru di Singkawang yang di bangun pada tahun 2014 silam. Masih usia
yang sangat muda jika dibandingkan dengan berbagai sekolah negeri yang ada di Kota
Singkawang. Tapi usia tidak menjadi penghalang SMP Negeri 16 Singkawang untuk
mengukir prestasi dan menyamai kedudukan sekolah negeri yang sudah lama
beroperasi.
Mengingat kondisi
Sekolah yang lumayan jauh dari pusat Kota Singkawang maka adat dan budaya
masyarakat di daerah setempat masih sangat kental. Hanya saja, prioritas
pendidikan anak-anak masih belum menempati tempat yang spesial. Sebagian besar
anak-anak di tempatku mengajar hanya sampai tingkat SMP saja. Hal ini berdampak
rendahnya pandangan orang tua terhadap pendidikan anak. Selain itu, faktor
ekonomi juga memjadi permalahan yang sangat besar di daerah ini. Sebagian besar
mata pencaharian masyarakat di sini hanya bertani dan berkebun. Setiap pagi
para orang tua sudah pergi ke kebun dan ladang untuk mecari nafkah. Panas
teriknya matahari tidak pernah mereka hiraukan demi sebuah nafkah keluarga.
Perjuangan yang harusnya dibayar dengan keberhasilan oleh anak-anak mereka tapi
itulah masih sebagain dari siswa di sini kurang memahami hal itu.
Hari kian berlalu
dengan cepat meski belum ideal, namun aku merasa proses belajar mengajarku
bersama muridku berjalan cukup baik. Semangkin hari aku kian menikmati peranku
sebagai seorang guru. Hingga akhirnya musibah yang tak pernah diinginkan
terjadi di negeri ini yakni Pandemi Covid 19. Sebuah wabah yang menyerang
seluruh sektor kehidupan di dunia,
termasuk pendidikan. Wabah yang tidak pernah terpikir dibenak kita semua
terjadi. Imbasnya, proses belajar mengajar yang di lakukan secara tatap muka di
kelas harus ditiadakan. Tidak hanya pembelajaran di sekolah, kantor, tepat
usaha, dan pedagang kaki lima juga harus dibatasi. Tentu hal ini sangat
memprihatinkan, suasana mengajar di dalam kelas yang menyenangkan harus pupus
bersama covid 19. Keadaan kantin yang selalu ramai ketika jam istirahat kini
hanya menjadi tatapan kosong. Tidak ada pilihan lain kami selaku pendidik hanya
mengikuti aturan yang diberlakukan pemerintah. Aturan yang sebenarnya berat
ingin kami patuhi tapi itulah kenyataan yang harus dilalui. Kami hanya bisa
berdoa semoga pandemi covid 19 cepat berlalu dan kita semua diberikan kesehatan
supaya tetap optimal memberikan pelajaran walaupun dengan cara online.
Kondisi ini cukup
mengejutkan guru-guru yang mengajar di SMP Negeri 16 Singkawang, bahkan juga
sebagian besar guru yang ada di Kota Singkawang. Aku sendiri juga merasakan
keresahan dan kebingungan untuk mengikuti aturan ini, aturan yang mengharuskan
kami mengenal teknologi yang lebih maju. Hal yang selama ini asing bagi kami,
bahwa pembelajaran harus dilaksanakan secara jarak jauh atau daring. Sudah
tentu menimbulkan sebuah keraguan pada diri setiap guru temasuk aku. Banyak
guru yang mengeluh terhadap kondisi ini karena susahnya menyampaikan materi
yang mudah untuk siswa pahami. Keadaan yang sedikit pun tak pernah terlintas
dibenak kami paru guru untuk mengajar dengan cara seperti ini. Keadaan ini
mungkin tidak menjadi masalah untuk para guru yang berada di pusat Kota. Dalam
menyampaikan materi melalui online sedikit mudah karena dukungan jaringan
internet yang sangat bagus. Berbeda dengan para guru yang mengajar di daerah
pedalaman yang akses internet sangat susah di jangkau. Hal ini menyebabkan
susahnya menyampaikan materi secara online kepada siswa. Banyak guru yang harus
berkeliling rumah siswa hanya sekedar memastikan apakah siswa tersebut
mendapatkan materi pelajaran.
Situasi ini memang
tidak mudah untuk kami para guru, tantangan yang harus dihadapi sangat besar.
Bahkan jika mengikuti kata hati kami para guru lebih ingin memilih menyerah. Berat
rasanya harus mengajar dengan kondisi seperti ini. Kondisi yang tidak pernah
terpikirkan akan terjadi dan membuat perubahan sangat besar bagi dunia
pendidikan. Namun melihat pentingnya pendidikan untuk anak-anakku aku harus
tetap semangat dan menyampaikan materi semaksimal mungkin. Aku berusahan untuk
menyampaiakan materi secara efektif agar peserta didikku mendapatkan pelajaran
yang optimal. Hal ini juga diterapkan oleh guru di beberapa sekolah di Kota
Singkawang dan kami para guru saling berbagi keluh kesah mengenai seputar masalah yang dihadapi selama
proses belajar secara online. Secara garis besar semua masalahnya hampir sama
yaitu keterbatasan pengunaan jaringan internet dan ada beberapa siswa yang
tidak memiliki HP. Keadaan ini membuat para guru harus berinisiatif memecahkan
masalah tersebut.
Aku akhirnya menemukan
semangat dan optimisme yang kian muncul melihat guru-guru lain ternyata sudah
lebih dahulu bersemangat. Maka aku pun memulai
belajar banyak hal membuat rencana dan strategi untuk memberikan
pembelajaran yang optimal kepada murid-muridku. Aku terus membuat inovasi mulai
dari membuat grup WA dan melalui classroom
hal tersebut juga tidak cukup untuk mecapai optimal murid-muridku. Dan
akhirnya aku meminta izin kepada kepala SMP Negeri 16 Singkawang untuk tatap
muka terbatas. Dalam hal ini aku harus selalu mengingatkan kepada muridku untuk
tetap menerapkan protokol kesehatan. Hanya saja yang menjadi kendalanya hampir
sebagian siswa tidak datang dengan alasan tidak ada kendaraan untuk ke sekolah
serta ada siswa yang lebih memilih bekerja selama belajar daring diberlakukan.
Betapa sedihnya aku mendegar pernyataan siswa yang seperti itu. Apakah mereka
menganggap belajar daring merupakan libur panjang ? entahlah.
Aku pikir menerapkan
metode belajar tatap muka terbatas akan berjalan dengan lancar ternyata salah.
Masih banyak siswa yang tidak hadir dan tidak menerapkan protokol kesehatan.
Aku sangat sedih melihat kondisi seperti ini seharusnya orang tua juga berperan
aktif dalam hal ini. Meski tidak terlalu maksimal, tetapi aku yakin dan percaya
bahwa usaha yang sudah aku lakukan
sedikit banyak memberikan manfaat. Prisipku bahwa paling tidak kami para
guru bisa bertahan dan tetap menyampaikan pelajaran kepada murid-murid selama
pandemi. Apa yang aku lakukan yakni harus konsisten menerapkan pembelajaran
tatap muka terbatas, tetapi setidaknya sebagian muridku bisa memahmi materi
pembelajaran secara maksimal. Semoga usaha para guru dalam memberikan pelajaran
jarak jauh selalu di berikan kemudahan dan limpahan rahmat dari yang maha
kuasa.
Dalam kondisi seperti
ini banyak siswa lebih memilih berhenti sekolah dan memilih untuk bekerja. Hal
yang paling memprihatinkan orang tuanya memberikan dukungan jika anak tersebut
harus berhenti dan memilih bekerja. Sangat miris bukan ? anak yang harusnya
dibekali dengan ilmu pendidikan di sekolah harus berhenti hanya karena
pemebelajaran jarak jauh yang kurang optimal. Bukankah ini akan menjadi sebuah
penyesalan nantinya bagi orang tua dan anak. Masa-masa sekolah yang seharusnya
dilalui dengan bahagaia bersama teman harus berubah menjadi kerasnya kehidupan.
Sebuah fenomena yang sangat memprihatinkan untuk kami para guru. Kami berusaha
sebisa mungkin untuk memberikan sebuah pandangan jika anak harus putus sekolah
akan susah mecari pekerjaan yang layak di masa depan. Tapi hal tersebut tidak
digubris oleh orang tua, mereka tetap saja tidak mempertahankan agar anaknya
tetap bisa sekolah.
Hampir dua tahun silam
mempelajaran jarak jauh diberlakukan tentunya hal ini membuat para guru
merasakan hal yang tidak mudah. Semua dilakukan secara online dengan berbagai
keterbatasan yang dimiliki. Aku sangat
merasakan sekali perjuangan hebat di masa pandemi ini penuh perjuangan dan
keresahan yang mendalam. Hal ini tidak hanya dirasakan oleh para guru tapi di
benak orang tua juga merasakan demikian. Dalam hal ini peran orang tua sangat
diharapkan agar tercapai tujuan bersama yaitu tujuan untuk mewujudkan sebuah
impian meski dunia pendidikan sedang tidak baik-baik saja. Tetapi, aku dan semua
pendidik yang ada di Kota Singkawang jangan sampai kehilangan semangat.
Sebaliknya, kita harus tetap berfikir positif bahwa akan ada hikmah di masa
pandemi ini. Hari ini, mari kita hadapi situasi ini dengan gagah berani dan
mulai merencanakan strategi-strategi terbaik untuk memberikan pengajaran secara
optimal. Semoga yang maha kuasa selalu melindungi kita dari wabah covid 19.
Tetap jaga kesehatan dan selalu mengikuti protokol kesehatan di mana pun kita
berada.
BAB
V
Sahabat
Pelangi
Setiap
perjalanan hidup seseorang tidak luput dari pandangan dan gandengan seorang
sahabat. Begitu juga denganku sahabat adalah orang-orang yang selalu ada di
sekeliling kita disaat susah dan senang setelah keluarga. Aku memiliki sahabat
yang sangat akrab bernama Eko Kaswali, Cici Ervina, Ewis Luwiza, Eka Rahma
Febriati, Nurhasanah, Eka Pertiwi, dan Widya Pratiwi. Kami bersahabat sangat
lama dari masa SMA sampai sekarang memasuki dunia kerja. Tidak ada satu hari
pun kami lewati bersama, kami saling berbagi suka, duka, canda dan tawa. Dan
inilah cerita para sahabatku yang akan aku mulai dari yang paling ganteng yaitu
Eko Kaswali.
Eko
Kaswali pria kelahiran Singkawang 12 Desember 1994 yang memiliki hobi bernyanyi
dan traveling. Eko merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara adalah sosok
sahabat terbaik bagiku. Berasal dari keluarga yang berkecukupan ternyata tidak
membuatnya menjadi anak yang manja. Diusia yang masih muda dia telah menjadi
seorang pembisnis tambang emas selain itu, dia memiliki usaha warung sembako
dan berjualan online. Sifatnya yang rajin dan penuh semangat sangat memotivasi
banyak orang yang melihatnya. Tidak hanya menjadi seorang pembisnis dia juga
merupakan guru honor di SMP Negeri 12 Singkawang yang terletak di Jalan Ratu
Sepudak Sungai Rasau Hilir Singkawang Utara. Sejak SMA aku sudah bersahabat
baik dengan Eko begitu juga orang tua kami sudah saling mengenal, kami sering
berbagi cerita keluh kesah bersama. Tidak ada satu hal pun dari kami berdua
yang ditutupi setiap hal yang aku rasakan selalu ku bagi dengannya. Begitu juga
Eko, setiap ada keluh kesah dia selalu berbagi denganku. Kami bersahabat tidak
hanya dalam keadaan bahagia saja, menagis pun kami lakukan bersama.
Dalam
bersahabat Eko merupakan orang yang paling royal kalau masalah uang. Setiap
kami hangout dia yang selalu membayar semua makan dan minum yang kami beli.
Ketika salah satu diantara kami perlu bantuan dengan sergap dia membantu sekali
pun itu masalah uang. Di sekitaran tempat tinggalnya Eko merupakan anak muda yang
menjadi panutan karena kegigihannya mencari uang dalam usia muda. Banyak orang
yang senang dengannya karena kebaikan dan ketulusan hati yang di miliki serta
toleransi yang sangat tinggi.
Selanjutnya
sahabatku Cici Ervina atau sering dipanggil dengan Long Cici gadis kelahiran
Singkawang 12 Maret 1992 yang memiliki hobi shoping dan ngemil. Anak pertama
dari lima bersaudara terlahir dari keluarga yang lumayan berkecukupan. Sejak
SMA aku sudah bersahabat baik dengan Cici, kami sering menghabiskan waktu bersama
tidak ada satu waktu pun yang terlewat. Kedua orang tua kami sudah saling
mengenal dengan baik. Cici merupakan salah satu sahabatku yang bercita-cita
menjadi perawat. Setelah tamat SMA dia kuliah di AKPER Singkawang ( Akademi
Keperawatan ) memasuki semester akhir Cici mengalami sakit Kardiomegali atau
biasa disebut pembengkakan jantung dan harus di rawat di RSUD Abdul Aziz
Singkawang. Mendengar kabar tersebut kami sangat sedih karena sahabat terbaik
kami sakit dan tidak sadarkan diri. Betapa terpukulnya hatiku melihat keadaan
seorang sahabat yang terbaring lemah di rumah sakit. Kami mencoba saling
menguatkan, lantunan doa selalu kami iringi disetiap denting telinganya. Hampir
tiga bulan menjalani perawatan di RSDU Addul Aziz Singkawang dan sempat mengalami
stabil walaupun itu sementara. Doa-doa yang terpanjat dari kami para sahabat
tidak pernah luput. Mengikuti tindakan dokter yang ingin merujuk Cici ke Rumah
Sakit Sudarso Pontianak. Seketika mendengar hal itu aku sangat kaget dan tidak
meyangka akan seperti ini akhirnya. Belum sempat di rujuk ke Rumah Sakit
Sudarso Pontianak, tepat hari jumat bulan ramadhan tanggal 15 Juni 2015 Cici
berpulang ke pangkuan ilahi. Mendengar kabar tersebut kami sangat terpuruk
karena sahabat terbaik harus pergi untuk selamanya.
Sedih
bercampur duka menyelimuti kepergian sahabat terbaik dan tercinta kami. Sahabat
terbaik yang selalu membatu kala susah dan saling berbagi kehangatan di saat
bahagia kini harus pergi bersama takdir Tuhan. Dengan langkah kaki yang berat
kami pergi mengantarkan Cici ke tempat peristirahatan terakhirnya.
Semoga Allah SWT senantiasa
mengampuni segala dosa dan menempatkanmu di tempat terbaik di sisi Allah
Selanjutnya
sahabat terbaikku yaitu Ewis Luwiza gadis kelahiran Singkawang 26 Mei 1994.
Anak pertama dari empat bersaudara yang sekarang sedang bekerja sebagai guru di
KUMON. Ewis merupakan salah satu sahabat terbaikku dari sejak duduk di bangku
SMA, kami sering menghabiskan waktu bersama. Hal kecil yang selalu aku
ceritakan kepadanya yaitu masalah percintaanku begitu pun dengannya, dia tidak
pernah sungkan bercerita denganku. Kami sering bertukar pikiran tidak hanya
masalah percintaan tetapi masalah pekerjaan pun kami sering bercerita satu sama
lain. Ewis anak yang sangat cantik dengan ciri khas tubuhnya yang mungil dan
putih bersih.
Selanjutnya
sahabat terbaiku yaitu Eka Rahma Febrianti gadis kelahiran Pontianak 16
Februari 1995 merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Eka sekarang bekerja
sebagai guru hononer di SMK Negeri 3 Singkawang. Eka adalah sahabatku dari
semenjak kuliah sampai sekarang kami bersahabat dengan baik. Aku sering berbagi
keluh kesahku kepadanya dan dia adalah pendengar terbaiku. Walaupun usianya
yang masih relatif muda, setiap aku bercerita dia selalu memberikan saran terbaik
menurut persinya. Diusianya yang ke-26 tahun Eka harus menerima kenyataan pahit
kehidupan, dia kehilngan sosok Ibu yang selama ini menjadi motivatornya. Bukan
hal yang mudah untuk kita mengikhlaskan orang yang sangat kita sayang harus
kembali ke pangkuan Allah SWT untuk selamanya. Semoga Allah senantiasa
memberika tempat terbaik untuk Ibunya Eka.
Sekarang
sahabatku yang memiliki postur tubuh paling tinggi diantara kami yaitu
Nurhasanah biasa kami memanggilnya Inur. Gadis kelahiran Singkawang 5 Maret
1994 adalah anak bungsu dari enam bersaudara. Inur sekarang bekerja sebagai
guru honorer di TK Negeri Pembina Singkawang. Sebagai guru TK ( Taman
Kanak-Kanak ) membuat seorang Nurhasanah sangat mudah dekat dengan anak-anak.
Jiwa keibuan dan sholeha membuat setiap wanita iri terhadapnya aku sangat
senang dan bangga memiliki sahabat seperti Nurhasanah. Meskipun terlahir
sebagai anak bungsu tapi Inur tidak manja dan merupakan gadis yang dewasa di
antara kami.
Selanjutnya
sahabatku yang bernama Eka Pertiwi yang biasa aku panggil Kitiw, wanita
kelahiran Singkawang 13 Oktober 1994. Anak pertama dari tiga bersaudara adalah
gadis terkuat yang pernah aku kenal. Sesuai dengan kelahiranya anak pertama
menjadikan Eka seorang wanita yang kuat, perhatian, dan penuh kasih sayang. Dia
sekarang bekerja sebagai guru honorer di SD Negeri 17 Singkawang. Eka merupakan
sahabatku dari duduk di bangku SMP Negeri 4 Singkawang. Semasa SMP Eka sering
sekali di bully oleh siswa-siswa yang
nakal aku sangat kasihan melihatnya diperlakukan seperti itu. Tapi, kala itu
aku tidak bisa berbuat apa-apa untuk Eka karena aku juga takut terhadap
anak-anak tersebut. Meskipun demikian tidak sedikitpun membuat Eka menjadi anak
yang pemalu dan penakut. Dia tidak pernah memperdulikan bullyan dari anak-anak
tersebut. Sifat mental baja seperti inilah yang membuat aku senang bersahabat
dengannya.
Menamatkan
bangku SMP, aku dan Eka berpisah sekolah. Eka melanjutkan ke SMA Negeri 10
Singkawang sedangkan aku masuk SMA Negeri 5 Singkawang. Semenjak lulus dari bangku
SMP aku tidak pernah lagi berkomunikasi dengan Eka karena pada masa itu dia
tidak memiliki HP jadi sedikit susah bagiku untuk menghubunginya. Tidak pernah
disangka setelah lulus SMA dan masuk Perguruan Tinggi yaitu STKIP Singkawang
aku kemabali bertemu dengan Eka. Aku sangat senang bisa kembali bertemu dengan
sahabatku ini dan yang membuat aku sangat bahagia ternyata aku dan Eka
mengambil jurusan yang sama yaitu Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Kami
kembali bersahabat sampai sekarang, tidak ada sedikitpun waktu yang kami
lewati. Aku sering berbagi keluhan dan bahagia bersamnya. Tepat 9 Oktober 2021
Eka memberikan kabar yang sangat bahagia kepada kami. Kabarnya ternyata Eka
lulus dalam seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja ( PPPK ). Eka
adalah salah satu diantara kami yang luluh aku sangat bangga ternhadap
keberhasilannya. Semoga kami dapat meyusul seperti Eka dapat lulus seleksi di
tahap kedua nanti.
Sahabatku
yang selanjutnya adalah Widya Pratiwi wanita kelahiran Sekura, 10 Januari 1994
merupakan anak tunggal. Widya Pratiwi atau lebih akrab disapa Mak Wid adalah
sahabatku dari sejak awal masuk kuliah. Dia merantau kuliah ke Singkawang jauh
dari orang tua sehingga menjadikannya sosok wanita yang dewasa. Widya sekarang
bekerja sebagai guru honorer di SMP Negeri 6 Singkawang. Dari semenjak selesai
PPL ( Praktik Pengalaman Lapangan ) yang di adakan oleh kampus dia sudah mulai
honor di sekolah tersebut. Tahun 2020 Widya menikah dengan seorang laki-laki
yang bernama Jefrianto atau sering di sebut Ebol. Dia adalah sosok laki-laki
yang bisa menaklukkan hati seorang Widya, karena dulu Widya terkenal dengan
sebutan playgrill hehehe canda playgril. Tahun 2021 lahirlah buah cinta
mereka bejenis kelamin perempuan bernama Jefya yang merupakan gabungan nama
dari Jefrianto dan Widya.
Demikianlah
sahabatku yang selalu ada disaat susah dan senang, semoga persahabatan kami
kekal abadi hingga tua nanti. Dan semoga kami tetap menjadi sahabat yang saling
menyanyangi serta melindungi. Tidak hanya itu dalam dunia kerja aku juga
memiliki sahabat yang sangat baik. Mereka adalah Nurlaila, Nurhayatun, Febi
Udiyana, dan Samsuri. Persahabatan kami di mulai ketika aku di terima mengajar
di SMP Negeri 16 Singkawang. Kami sering berkumpul dan berbagi cerita bersama
baik itu masalah asmara, pekerjaan, keungan, serta keluarga. Baiklah aku akan
menceritaka satu persatu dari mereka yang di mulai dari Nurlaila.
Nurlaila
atau sapaan akrab kami Mok Lela adalah seorang gadis kelahiran Singkawang 13
Desember 1992 silam yang merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara. Mok Lela
adalah salah satu guru honor terlama yang ada di SMP Negeri 16 Singkawang sejak
tahun 2015. Dia mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII dan
sekarang belum menikah. Mok Lela adalah sosok wanita yang sangat baik, tangguh
dan peduli terhadap sesama. Sosok wanita dewasa yang tidak pernah henti membuat
kami tertawa dengan tingkah konyolnya. Terlahir sebagai anak bungsu ternyata
tidak membuat dia menjadi wanita yang manja melainkan menjadi wanita yang
sangat mandiri.
Nurhayatun
atau sering di sapa Kak Atun adalah seorang ibu beranak satu kelahiran
Singkawang 24 Oktober 1992 yang merupakan anak bungsu dari enam bersaudara.
Sama dengan Mok Lela Kak atun juga termasuk guru honor terlama di SMP Negeri 16
sejak tahun 2015. Mengajar mata pelajaran SBDP ( Seni Budaya dan Prakarya.
Memiliki seorang suami yang bernama Riko Sadewa dan anak kecil yang sangat cantik
dengan panggilan El. Memiliki hobi yang gemar memasak menjadikannya andalan
kami jika ingin mebuat sebuah acara di sekolah. Sosok ibu dn istri yang sangat
penyanyang terhadap keluarga membuatku banyak belajar tentang kehidupan rumah
tangga.
Febi
Udiyana atau sering kami panggil Febot adalah wanita kelahiran Singkawang 12
September 1993 yang merupakan anak pertama dari tiga. bersaudara. Memiliki
tanggal dan tahun lahir yang sama denganku sehingga kami di katakan kembar
hehehe. Terlahir sebagai anak pertama membuatnya menjadi wanita yang dewasa.
Mengajar di SMP Negeri 16 sejak tahun 2017 dengan mata pelajaran prakarya.
Febot adalah seorang gadis yang dewasa dan belum menikah.
Dan
yang terakhir Samsuri atau saapan akrabnya Pak Sam lelaki kelahiran Singkawang
8 Juni 1988 adalah sosok lelaki yang sangat rajin dan tangguh. Mengajar mata
pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII di SMP Negeri 16 Singkawang. sejak tahun
2015. Setiap hari kami sering di buat tertawa oleh tingkah konyolnya di kantor.
Sampai saat ini Pak Sam belum menikah. Itulah para sahabat yang ku temui dalam
dunia pekerjaan sejak tahun 2019.
Hingga
saat ini yang tidak pernah aku lupakan adalah aku pernah memiliki seorang
sahabat sejak duduk di bangku SMP. Dia bernama Syarifah Nur Jehan wanita kelahiran
Singkawang 25 januari 1995 adalah sahabat terbaiku waktu SMP. Dia merupan siswa
pindahan dari SMP Negeri 1 Kediri yang pindah ke Singkawang mengikuti ibunya.
Syarifah merupakan anak kedua dari empat bersaudara sosok wanita kuat yang
sangat baik terhadap semua orang. Terlahir dari keluarga yang broken home
ternyata tidak membuatnya menjadi anak yang nakal tetapi justru membuatnya
menjadi anak yang patuh untuk di contoh.
Sejak
SMP kami sering memnghabiskan waktu bersama, dari mulai jajan dan mengerjakan
tugas sekolah selalu bersama. Setelah menamatkan SMP kami terpisah Syarifah
masuk SMA Negeri 3 Singkawang sedangkan aku masuk SMA Negeri 5 Singkawang.
Meskipun berbeda sekolah kami tetap berkomunikasi dan berjalan bersama setiap
malam minggunya. Setelah lulus SMA syarifah melanjutkan kuliah di Kediri dan
kembali tinggal menetap di sana. Sampai sekarang kami tidak pernah lagi
berkomunikasi. Aku sudah mencari dari berbagai media sosialnya tapi tidak ada
yang kutemui tentang dirinya. Semoga dia di sana tetap sehat dan selalu dalam
lindungan Allah SWT.
Ada
lagi salah satu sahabatku semasa duduk di bangku sekolah dasar yang bernama
Farnila. Farnila adalah anak pertama dari dua bersaudara yang lahir di
Singkawang pada tanggal 28 Februari 1994. Jarak rumahnya yang jauh dari sekolah
membuyatnya setiap pulang sekolah selalu beristirahat sejenak di rumahku. Saat
sekolah farnila berjualan keripik pedas yang sangat enak dan aku sering
membelinya. Keripik tersebut di jual dan keuntungannya untuk tambahan ongkos pulang.
Dari sejak kelas dua SD aku sudah bersahabat denagnnya, persahabatan kami
sangat baik. Setelah kelulusan SD aku sudah tidak pernah berkomunikasi
denaganya. Hingga kini di mana keberadaannya saja aku tidak tahu. Kembali aku
mencari sosok dirinya melalui media sosial tidak satupun yang aku temui
tentangnya. Semoga suatu saat nanti kami bisa bertemu kembali dalam keadaan
yang sehat walafiat.
BAB
VI
Tak
Seindah Asmaramu
Memiliki kisah cinta
yang indah dan bahagia adalah impian setiap orang, bagaimana tidak dengan cinta
dapat membuat orang bahagia. Tapi tidak sedikit juga cinta dapat membuat orang
lain patah hati dan kecewa hingga takut untuk kembali jatuh cinta. Sama halnya
denganku dalam masalah asmara aku sering gagal hingga pada akhirnya aku
merasakan patah hati yang benar-benar hancur. Dalam menjalin asmara aku tidak
pernah lama seperti orang lain pada umumnya yang bertahun-tahun dan akhirnya
menikah. Kelas X SMA aku pernah berpacaran dengan laki-laki yang bernama Pari
yang terpaut usia sangat jauh. Saat itu aku masih berusia 16 tahun sedangkan
Pari berusia 25 tahun dan sudah bekerja. Kisah cinta kami tidak lama hanya
berjalan sekitar tiga minggu saja. Aku memutuskan Pari karena dia tipe lelaki
yang sangat cemburu hingga membuat aku tidak bebas dalam berteman dia sering
melarangku untuk keluar rumah. Aku merasa hal tersebut tidak wajar sehingga aku
memutuskan untuk mengakhiri hubunganku dengannya.
Setelah putus dari Pari
aku kembali menjalin hubungan dengan seorang laki-laki bernama Ryan Hardi. Saat
itu usia kami hanya terpaut satu tahun Ryan tipe lelaki yang sangat romantis
sehingga membuat wanita merasa nyaman berada didekatnya termasuk aku. Dibalik
sifatnya yang romantis ternyata Ryan adalah lelaki yang playboy banyak wanita
yang didekatinya tidak hanya aku. Hubungan kami tidak berjalan lama hanya
sebatas dua minggu saja karena Ryan selingkuh dengan teman sekelasku di SMA.
Akhirnya aku memutuskan hubunganku dengannya dan kembali menyendiri. Karena
usia pacaran yang tidak lama akhirnya memudahkanku untuk melupakan semua
tentangnya. Aku kembali menata hati dan menjalani hidupku seperti biasa,
berkumpul bersama teman dan sahabatku.
Naik kelas XI SMA aku
kembali jatuh cinta dengan seorang lelaki yang bernama Ade Saputra. Kami
seumuran Ade merupakan anak ke enam dari delapan bersaudara. Dia tipe lelaki
yang pekerja keras , setiap pulang sekolah Ade selalu membantu Ayahnya bekerja
di bengkel hingga malam. Walaupun sedang bekerja tapi Ade selalu memberikan
kabar kepadaku kalau dia baik-baik saja. Selain pekerja keras dia juga sangat
perhatian terhadapku. Ternyata perhatian yang diberikan tidak semata hanya
untukku masih ada wanita lain selain aku dihatinya. Hubungan kami hanya bertahan
dua minggu saja saat itu. Akhirnya aku kembali menyendiri dalam waktu satu
tahun. Aku mencoba memperbaiki diriku agar tidak lagi merasakan patah hati.
Hari-hari ku jalani seperti biasa, aku lebih memfokuskan diriku terhadap
pendidikan.
Dalam masalah pendidikan mungkin aku selalu tercapai tapi
kalau ngomng masalah percintaan syedih aku tuh gaes hahaha. Sedih kok malah
ketawa yaa heran aku tuh. Mengapa aku bilang sedih yaa karena emang sedih sih
kisahnya, aduh gak jelas deh akunya wkwkwk. Okee kita serius ya gayss. Siapin
tisuu yaa takutnya nagis nanti hehe. Dulu aku pernah memiliki kekasih yang mana
aku sangat mencintainya. Aku naksir Doi udah lama sih dari aku kelas 6 SD
bayangkan ajaa gaes masih bocah bangetkan wkwk. Awalnya juga gak tau sih kenapa
bisa suka sam DOI mungkin ini yang dibilang orang cinta pandangan pertama.
Rumah kami sih emang satu kampung cuman beda RT ajaa. Waktu itu tepatnya bulan
Ramadhan 2006/2007. Sebagai anak yang sholehahh
ya aku sholat tarawihlah bareng teman-teman di kampung. Pas pulang
sholat tarawih kita desak-desakan gaes maklumlah masih awal Ramadhan biasanya
Masjid sangat ramai di kunjungi. Ternyata si DOI itu ada di depan aku karena
posisinya DOI di depan dan aku tepat di belakangnya. Entah kenapa teman-teman
di belakang nih pengen banget cepat keluar dari Masjid aku juga heran. Dan
akhirnya kejadian gak di sangka juga muncul aku yang berda di belakang DOI
kedorong teman-teman sooo otomatis aku nabrak DOI di depan hahaha. Begitu
kejadian, yaa aku kaget dong tapi antara kaget dan takut juga sih, takunya dia
marah-marah sama aku depan kerumunan orang. Ternyata, pikiranku salah DOI malah
senyum dan tertawa kecil melihat ekspresiku yang panik wkwk aduh bahagianya
saat itu. Dari situlah gaes muncul benih cinta di hati aku haha alay banget yaa
aku. Semenjak itu aku mulai suka sama DOI cuman DOI gak tau ajaa.
Seiring berjalannya waktu nih tahun 2011 kami kembali di
dekatkan sama ALLAH. Semenjak itu kita sering komunikasi hingga akhinya tepat
bulan Ramadhan 2011 kita jadian gaess aduh senangnya hatiku saat itu. Aku
merasa hari-hariku sangat bahagia banget gaes pulang sekolah di jemput, di
antar ke sana kemari, di belikan makanan kalau setiap main ke rumah. Semenjak
itu aku merasa menjadi wanita yang paling bahagia deh. Sempat putus nyambung
juga sih kisah cintaku nih, hingga akhirnya 2013 kita resmi putus untuk
selamanya sedih gaessssss. Semenjak itu aku tidak percaya lagi yang namanya
cintaa. Mungkin, sebagian orang bilang cinta itu indah tapi tidak buat aku.
Menurutku cinta itu menyakitkan yang tidak berdarah. Bertahun-tahun aku melalui
hari-hari tanpa cinta gaesss, entah kenapa juga sih males banget buka hati buat
orang lain selain DOI. Mungkin ini yang dikatakan orang cinta sejati, tapi ada
juga yang bilang kalau cinta itu tak harus saling memiliki dan rela berkorban.
Dan aku udah buktikan kalau aku berkorban buat melepas DOI bahagia dengan
pilihannya. Kurang lebih 5 tahun hatiku kosong, hampa tanpa penghuni, dalam
keseharian aku menyibukan diri dengan kegiatan tugas kuliah dan mengajar les di
BIMBEL. Selama itu pernah dekat juga sih sama cowok cuman yaa gitu-gitu ajaa
sih gak ada yang bisa buat aku nyaman seperti DOI. Untungnya juga aku punya
sahabat yang selalu setia mendengarkan curhatku dan selalu memberikan motivasi
kepadaku. Setiap apa yang aku ceritakan mereka selalu mendengarkannya.
Terkadang aku juga
merasa iri dengan teman-temanku karena mereka memliki pasangan yang setia dan
bertahan dalam waktu lama. Aku juga ingin merasakan hal yang sama tetapi tidak
mudah bagiku. Naik kelas XII aku kembali menjalin hubungan dengan laki-laki
yang bernama Imam Akbar. Imam merupakan anak keempat dari empat bersaudara dan
dia adalah lelaki yang sejak duduk di Sekolah Dasar sudah aku kagumi. Menjadi
pengagum rahasia ternyata tidaklah enak karena kita hanya bisa melihat dari
mata yang jauh tanpa harus memiliki. Hampir lima tahun lamanya aku mengagumi
sosok Imam, entahlah aku juga tidak mengetahui mengapa aku bisa secinta itu
dengannya. Tuhan mengabulkan doaku dan kami dipersatukan dalam ikatan pacaran.
Senangnya aku saat itu karena bisa menjalin hubungan dengan lelaki yang selama
ini aku kagumi secara diam-diam. Hubungan kami bertahan hampir tiga tahun
lamanya, imam sering mengajakku keluar setiap malam minggu aku sangat senang
sekali.
Setelah menamatkan
bangku SMA hubungan kami tetap terjalin dengan baik. Imam melanjutkan kuliah di
Politeknik Negeri Pontianak ( POLNEP) jurusan Teknik Informatika dan aku kuliah
di STKIP Singkawang jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Kurang lebih
hampir satu tahun lebih kami menjalin hubungan LDR walau demikian Imam sering
pulang ke Singkawang. Tahun 2013 hubungan kami di uji dengan hadirnya wanita
lain di hati Imam aku tidak menyangka hubungan yang sudah lama terjalin harus
kandas karena wanita lain. Hal yang sangat membuatku sedih adalah Imam
memutuskan hubungan denganku tanpa meliat sejauh apa hubungan kami bertahan.
Saat itu aku merasa
sangat hancur sehancurnya karena lelaki yang sangat kucintai dan kagumi selama
ini lebih memilih wanita lain. Aku berusaha untuk ikhlas dan kembali menata
hatiku dalam waktu yang sangat lama. Semenjak putus dari Imam aku tidak pernah
lagi pacaran selama lima tahun aku memutuskan untuk tetap sendiri. Tahun 2019
aku mendapatkan undgan pernikahan dari Imam betapa sedihnya aku saat itu karena
aku masih sangat berharap bisa kembali bersatu dengan Imam. Ternyata takdir
tidak berpihak kepada kami, aku harus merelakan Imam bahagia bersama wanita
lain. Aku mencoba menenangkan hatiku sembari belajar mengikhlaskan semuanya.
Lima tahun aku
menyendiri tanpa seorang kekasih di hati dan aku lebih fokus terhadap kuliahku.
Setelah putus dengan Imam bukan tidak ada yang mendekati tetapi aku tak ingin
menjalin hubungan karena trauma yang berkepanjangan. Hari-hari kulailui dengan
kekosongan hati pagi hari aku megajar di sekolah dan siang hingga malam aku
mengajar les di bimbel. Setiap hari itulah rutintitasku jika libur aku lebih
memilih istiraht di rumah atau bersantai bersama sahabatku.
Di tahun 2018 aku mengenal seorang lelaki yang
bernama Riza Gustiansyah melalui media sosial (FB). Entah kenapa begitu kenal
dia aku merasa nyaman banget seperti dengan Imam dahulu kala. Chatan setiap
saat kadang juga marahan tidak jelas walaupun statusnya seorang duda dengan
satu anak tapi hal tersebut tidak aku hiraukan. Hubunganku cukup berjalan lama
yaitu dua tahun dan orang tua kami sudah saling mengenal. Tepat di tahun 2020
momen lebaran idul fitri Riza memboyong keluarga besarnya ke rumahku. Saat itu
aku merasa sangat bahagia karena aku berfikir dengan melibatkan orang tua dalam
hubungan akan memperjalancar hingga ke pelaminan. Dugaanku ternyata salah besar
tepat bulan November aku mendengar kabar bahwa Riza akan menikah dengan seorang
janda yang sudah memiliki dua anak. Betapa terpukulnya aku saat itu karena Riza
berjanji akan melamarku di bulan Desember tahun 2020. Mendegar kabar tersebut
aku menagis sejadi-jadinya hancur rasanya duniaku harus kembali mengihlaskan
laki-laki yang selama ini benar aku sayang dan cintai.
BAB
VII
Ibu
Panutanku
Setiap detik perjalanan
hidup seseorang pasti ada sosok yang menjadi panutannya. Panutan yang selalu
setia mendukung dan maju paling terdepan disaat semua yang dihadapi terasa
berat. Sama halnya denganku, aku memiliki sosok yang sangat bearti dalam
perjalananku hinggi berada pada titik ini. Dia adalah Ibu wanita yang telah
melahirkanku 28 tahun yang lalu dan harus menahan rasa sakit selama sembilan
bulan sepuluh hari lamanya demi mengantarkanku menuju dunia yang luas. Ibu
adalah orang yang sangat bearti dalam hidupku sosok yang selalu memberikan
ketenangan dan kedamaian tiada henti. Selalu mendukung setiap langkah yang aku
ambil walaupun hal tersebut bertentangan dengan keluargaku. Ibu selalu berusaha
memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya agar mencapai kesuksesan. Tidak
pernah mengeluh betapa lelahnya mencari rejeki di luaran sana dan selalu
tersenyum setiap kembali ke rumah tanpa memperlihatkan kepada anak-anaknya
betapa lelahnya dia.
Ibuku bernama Ruswati
adalah sosok wanita yang sangat cantik kelahiran Singkawang 14 September 1965.
Wanita yang sangat baik dan perhatian kepada anak-anaknya tanpa pilih kasih
sayang. Menambah penghasilan keluarga dengan berjualan kue tradinonal di pasar
serta warung kopi. Setiap selesai sholat subuh ibuku selalu membawa kuenya ke
pasar untuk di jual. Terkadang aku sangat sedih melihat ibuku pagi-pagi sudah
pergi ke pasar dengan menggunakan sepeda mininya. Tanpa lelah dia mengayuh
kencang laju sepedanya, semangat yang tidak pernah pudar dari jiwanya yang
membuat aku termotivasi. Selalu menjadi pribadi yang lemah lembut kepada
anak-anaknya.
Setiap pulang dari
pasar ibuku selalu membawakan kami makanan untuk sarapan pagi tanpa memikirkan
dia sudah makan atau belum. Semua ibu lakukan demi anak-anaknya agar tidak
merasakan lapar dan tetap menjadi anak yang sehat dan kuat. Selain membawakan
makanan ibuku juga memberikan kami jamu anak sehat. Betapa baiknya ibuku sangat
memperhatikan anak-anaknya dari hal kecil sekalipun. Sesibuk apapun dia
berjualan kue tetaplah anak-anak yang menjadi prioritasnya mulai dari memasak,
mencuci, dan berberes rumah semua dia lakukan sendiri. Aku merasa sangat
beruntung memiliki sosok ibu seperti beliau. Tidak kenal lelah Ibu selalu
memberikan kasih sayang penuh setiap saat. Setiap kali apa yang aku inginkan
selalu Ibuku penuhi betapa senang dan beruntungnya aku mendapatkan ibu sebaik
beliau. Ibu selalu memberikan yang terbaik untuk kami dalam keadaan sakit pun
dia tetap menjalankan perannya.
Tapi semua itu tidak
berlangsung lama hanya sampai umur 25 tahun aku mendapatkan kasih sayang dari
seorang Ibu. 15 November 2018 ibuku pergi meninggalakanku untuk selamanya.
Tanpa pesan terakhir ibu pergi begitu cepat menghadap ilahi bersama
pangkuannya. Sesuatu yang tidak pernah terpikir dalam benakku untuk kehilangan
sosok yang selama ini menjadi panutanku dalam menjalanai hidup. Betapa
hancurnya hatiku saat itu harus mengikhlaskan ibu pergi selamanya sedangkan aku
belum menjadi apa-apa yang bisa dibanggakan. Hari itu merupakan mimpi terburuk
dalam sejarah perjalanan hidupku. Satu bulan sebelum meninggal Ibu mimintaku
untuk segera menikah dengan alasan umurku sudah pantas menikah. Saat itu aku
tidak menghiraukan ucapan ibuku dan tidak pula berpikir aneh kalau itu ternyata
permintaan terakhirnya. Dengan santai aku mengatakan “ masih muda, masih pengen
jalan-jalan, masih pengen berkumpul bersama sahabat dan mak pun dah banyak
punya cucu serta menantu mau mencari apa lagi “. Dengan santai dan lembut ibuku
menjawab “ mumpung mak bapak masih sehat, masih kuat untuk mengadakan acara di
rumah karena kita tidak tahu umur sampai kapan ? “.
Ucapan itu sempat
terbesit di benakku dengan penuh tanda tanya mengapa ibu berbicara seperti itu.
Tidak pernah terlintas di benakku jika itu permintaan terakhirnya untukku.
Ucapan ibuku tersebut sempat membuatku kepikiran siang dan malam dan ingin
segera memutuskan untuk menikah. Tapi kembali lagi kepada takdir setiap manusia
hanya bisa berencana semua sudah diatur oleh sang pemilik rencana. Saat itu
hampir sebagian dari teman-temanku sudah memutuskan untuk menikah tapi
keputusan itu tidak bagiku. Saat aku ingin menikah jodohnya belum dipertemukan
oleh Allah SWT. Bukan tidak memiliki rasa ingin menikah hanya keadaan yang
harus membuat lebih bersabar. Saat itu memang aku sedang dekat dengan seorang
laki-laki yang merupakan anggota TNI (Tentara Nasional Indonesia) ibu sangat
menyetujui jika aku harus menikah dengannya. Hanya saja terkadang perasaan
tidak dapat untuk dibohongi sedikitpun aku tidak tertarik untuk menjadi istri
seorang anggota TNI.
Setelah sebulan
permintaan terakhir ibuku terucap aku baru menyadari ternyata inilah jawabannya
yang memintaku untuk segera menikah, sebulan yang lalu. Melihatku menikah
adalah impian kedua ibuku setelah mendampingiku wisuda srata 1. Ternyata takdir
berkata lain ibuku harus pergi meninggalkanku untuk selamanya tanpa melihat
anak gadisnya yang manja ini melepas masa lajang. Semenjak kepergian ibu aku
harus menggantikan perannya di rumah dari mulai memasak untuk ayah dan adikku,
berberes rumah dan mecuci baju. Semua itu aku lakukan sendiri karena aku adalah
anak wanita terahir dan satu-satunya yang ada di rumah juga belum menikah.
Awalnya aku yang manja serta semua keprluan dipersiapkan oleh ibu kini harus
berubah menjadi wanita yang kuat. Dulu aku tidak bisa memasak menjadi bisa
memasak sekarang. Dulu selalu menghandankalkan ibu sekarang harus bisa sendiri.
Berat rasanya harus menjalani semua, harus merubah kebiasaan manja menjadi
sosok yang dewasa dan mengkorbankan waktu demi mengurus ayah dan adikku.
Hari-hariku terasa
sangat berat menjalani hidup tanpa seseorang yang selama ini menjadi panutanku.
Harus berusaha mandiri tanpa bergantung dengan orang lain. Berusaha menjadi
wanita dewasa tanpa sosok ibu ternyata sangat berat bagiku. Hal tersebut harus
bisa ku lewati demi ayah dan adikku, sedih dan lelah tubuhku tidak pernah
kuperlihatkan di depan mereka . Saat berada di depan mereka aku berusaha
menjadi wanita yang kuat padahal sebenarnya aku rapuh serapuhnya.
Setiap mengalami permasalahan aku
tidak pernah bercerita kepada mereka, aku selalu sukses menutupi semua
permasalahanku. Terkadang aku hanya bisa menagis sendiri di ruang kamar tidurku
yang kecil. Setiap sujudku aku selalu berdoa agar selalu diberikan kesehatan
dan ketabahan dalam menjalani hidup ini tanpa seorang Ibu.
2019
adalah tahun petama aku menjalankan ibadah puasa tanpa seorang ibu. Sangat
berat harus melaluinya karena stiap bulan ramadhan di tahun-tahunya sebelumnya
kami selalu berkumpul bersama. Setiap bulan ramadhan ibuku selalu berjualan
takjil untuk berbuka puasa. Selesai sahur ibuku sudah menyiapkan semua bahan
untuk membuat takjil dan siang harinya di titipkan di pasar ramadhan. Sebulan
penuh ibuku berjualan takjil selama ramadhan dan aku selalu membatunya membuat takjil
tersebut. Ternyata semua itu hanya sampai tahun 2018, tahun terakhir aku dan
ibuku berjualan takjil di bulan ramadhan. Tahun 2019 aku menjalani ibadah puasa
ramadhan dengan rasa kesepian dan rindu yang tidak berujung. Rindu suasana
ramadhan berkumpul dengan keluargaku, sungguh masa-masa yang tidak bisa diulang
lagi sekarang.
Kesedihanku
bertambah dalam menjalankan ibadah puasa tahun 2019 karena tepat bulan ramadhan
ini ayahku harus berangkat menunaikan ibadah umroh ke tanah suci Mekah. Bulan
ramadhan yang biasa berkumpul dengan keluarga lengkap kini hanya aku dan adik
bungsuku saja di rumah. Berat rasanya menjalani puasa pertama tanpa seorang
ibu. Dulu setiap sahur selalu dibangunkan oleh ibu dan sekarang harus berusaha
bangun sendiri untuk menyiapakan makan sahur. Dulu hanya menunggu adzan magrib
sekarang harus menyiapkan takjil untuk berbuka puasa. Suasana bulan ramadhan
yang tidak pernah terlintas di benakku akan seperti ini. Berat beban yang ku
rasa dengan keadaan tapi inilah jalan takdir terbaik dari tuhan untukku.
2019
juga merupakan tahun pertama aku harus merayakan idul fitri tanpa ibu. Sedih
sudah tidak terbendung lagi, tangisan mengalir deras membasahi pipiku di tengah
gema takbir kemenagan. Aku menangis tiada hentinya meratapi makam ibuku. Andai
waktu bisa kembali terulang aku ingin selalu merayakan idul fitri bersama ibu
dan keluarga besarku. Dulu setiap menyambut hari raya idul fitri, ibu adalah
orang yang paling sibuk menyiapkan semuanya. Sekarang hanya aku sendiri yang
berusaha menyiapkan semua yang biasa di lakukan oleh ibuku. Berat rasanya
menjalani semua ini tapi aku beruntung masih memiliki seorang kakak yang sangat
perhatian kepadaku.
Aku
memiliki tiga kakak perempuan tapi bagiku yang sangat dekat yaitu kakakku yang
nomor tiga atau sapaan akrabnya ude. Semenjak ibuku meninggal dialah orang yang
selalu aku handalkan dalam berbagai hal. Bagiku dia sudah seperti ibuku
sendiri, aku sering curhat kepadanya baik itu masalah keuangan, pekerjaan, dan
masalah percintaanku. Selain rumah kami yang berjarak dekat ketika saling
bercerita pun aku lebih nyaman kepadanya di bandingkan dengan dua kakakku itu.
Ude selalu setia mendengarkan curhatan konyolku dan selalu memberikan saran
yang baik kepadaku. Tapi sebaik apapun sosok kakak tidak akan pernah bisa
mengantikan baiknya sosok seorang ibu dalam hidupku.
BAB
VIII
Berawal
Hay Menjadi Sah
Sosial media merupakan
suatu bentuk komunikasi yang sekarang banyak dikenal dalam lingkungan
masyarakat. Berbagai informasi bermanfaat dapat kita akses melalui sosial media
namun tidak sedikit pula orang yang sering salah menggunakan sosial media.
Banyak oknum yang tidak bertanggung jawab terhadap sosial media yang telah
digunakan. Contoh kecil banyak oknum yang menggunakan media sosial untuk
berbuat kejahatan seperti pelecehan seksual, pencemaran nama baik, dan tindak
penipuan. Tetapi di balik itu semua masih banyak orang baik yang menggunakan
sosial media sebagai wadah untuk mencari pekerjaan, berjualan, menyampaikan
informasi, dan paling sering sebagai ajang perkenalan dengan lawan jenis.
Membahas tentang
sebagai ajang perkenalan mungkin itulah yang aku alami bersama seseorang yang
sekarang bergelar suamiku. Berawal 21 Agustus 2020 aku berkenalan dengan
seorang lelaki yang bernama Raden Kevin Efanda melalui sosial media Facebook (
FB). Awal mulanya Kevin meminta pertemanan kepadaku di fb karena sedang iseng
aku langsung menerima permintaan pertemanan tersebut. Tanpa menunggu waktu lama
setelah ku konfirmasi pertemanan, Kevin mengirimi aku sebuah pesan dengan
bermodalkan kata Hay. Melihat keadaan waktu itu sudah larut malam jadi aku
tidak membalas pesannya. Karena merasa penasaran akhirnya aku mencoba membuka
profil fb miliknya dan yang ternyata dia juga orang Singkawang sama denganku.
Setelah beberapa menit melihat profilnya aku memutuskan untuk membalas pesan
darinya dengan hanya kata Oke. Terlihat begitu sangat cuek bukan ? hehehe tapi
memang itulah adanya aku yang terkenal dengan ciri wanita yang cuek.
Ternyata Kevin kembali
membalas pesanku dengan bertanya asli orang mana kakak ? dan aku pun kembali
membalasnya. Tanpa disadarai ternyata chatan kami berlanjut sampai ke whatsapp
(WA) setiap hari kami selalu saling memberikan kabar. Kurang lebih waktu
seminggu Kevin mengajakku bertemu di sebuah warung kopi yang terletak di jalan
alianyang tepatnya tidak jauh dari rumahku. Sampai waktu yang ditentukan kami
pun bertemu di sebuah warung kopi dan Kevin sudah menungguku di tempat ini.
Awal pertemuan aku hanya merasakan hal yang biasa tidak ada yang spesial menurutku.
Dalam hatiku berkata “lelaki ini sepertinya
bandel” karena saat bertemu dia menggunakan aksesoris kalung dan cincin.
Kembali hatiku bergumam “ini bukan tipe lelakiku”. Awal bertemu kami sudah
sering bercerita satu sama lain aku nyambung saat berbicara dengannya dan
begitu juga dia.
Setelah lama
berbincang-bincang aku memutuskan untuk pulang mengingat hari yang sudah hampir
hujan. Kami pulang bersamaan dengan mengendarai kendaraan masing-masing.
Setibanya aku di rumah ternyata Kevin kembali menghubungiku dengan bertanya “
sudah sampai di rumah ke nong, kehujanan tidak ? “ itulah chat pertamanya
setelah pertemuan pertama kami. Aku pun membalas chat darinya “ sudah di rumah
dan tidak kehujanan”. Setelah pertemuan pertama itu kami sering berkomunikasi dan
saling curhat satu sama lain. Setiap hari kami chatingan dan pada akhirnya
Kevin kembali mengajakku bertemu untuk sekedar bersantai. Awalnya aku
menyetujui ajakan Kevin tersebut tapi sampai waktunya tiba aku juga yang
membatalkan janji tersebut dengan alasan ini dan itu. Hehehe maklumlah karena
saat itu posisinya aku juga sudah memiliki seorang pacar yang sangat aku
cintai. Aku merasa bersalah jika harus pergi dengan lelaki lain tanpa
sepengetahuan pacarku. Aku membalas chat Kevin saja terpaksa oleh keadaan jika
pacarku sedang tidak ada kabar.
Mengajakku pergi hanya
sekedar bersantai tidaklah sekali dia lakukan, sering dia mengajakku untuk
pergi tapi aku seperti biasa diawal aku menyetujui tiba waktunya aku juga yang
membatalkan hehe. Ternyata hal tersebut tidak membuat Kevin mundur dan berhenti
mengajakku dia masih tetap sering mengajakku. Hingga pada akhirnya Kevin pernah
ingin bertemu dengan ayahku tetapi tidak aku perdulikan. Setelah beberapa bulan
Kevin tidak pernah lagi mengubungiku dan aku pun tidak juga menghubunginya.
Mengingat aku adalah tipe wanita yang cuek, jika di hubungi dahulu akan ku
balas jika tidak, maka tidak akan aku chat duluan hehe. Sebenarnya aku juga
ingin menghindar dari Kevin karena aku merasa kasihan kepadanya dan terlebih
agar dia tidak terlalu berharap banyk denganku. Akhirnya, aku memutuskan untuk
tidak lagi membalas chat darinya karena aku ingin menjalin hubungan yang lebih
serius dengan pacarku. Ternyata aku salah pacar yang selama ini selalu aku
sayang dan banggakan ternyata lebih memilih menikah dengan wanita lain yang
berstatus janda.
Aku sangat terpuruk
saat itu, tetapi di dalam keterpurukanku selalu ada seseorang yang sangat baik
dan selalu mendengarkan curhatku. Yaa dia adalah laki-laki yang bernama Raden
Kevin Efanda dan sekarang telah sah menjadi suamiku. Sejak saat itu kami sering
berkomunikasi kembali tapi aku tetaplah aku yang jika berjanji selalu
mengingkari hehe. Saat itu aku merasa malas untuk kembali mengenal cinta karena
luka lama yang di tinggalkan pacarku sangat membekas. Aku takut untuk kembali
memulai menjalin hubungan serius karena bayang-bayang masa laluku di tinggal
nikah masih sangat membekas. Keadaa ini menyadarkanku bahwa tidak semua lelaki
sama dan aku mencoba membuka hatiku untuk Kevin. Desemeber 2020 tepatnya malam
pergantian tahun Kevin kembali menghubungiku dan mengucapkan selamat tahun baru
semoga aku selalu bahagia. Itulah sekiranya pesan yang terkirim darinya.
Sejak saat itu memasuki
awal tahun 2021 aku kembali dekat dengan Kevin. Aku mencoba membuka hatiku
untuknya dan aku berharap semoga dia tidak seperti mantan-mantanku dahulu.
Seiring berjalannya waktu sampai akhirnya dia mengajakku untuk ke jenjang yang
lebih serius. Awalnya aku tidak percaya karena aku masih merasa bahwa semua
lelaki hanya manis di bibir saja. Aku mencoba memberikan sebuah tantangan
kepadanya untuk bertemu dengan ayahku dan ternyata dia menyetujui tantanganku
tersebut. Saat itu aku meresa sedikit panik karena aku hanya ingin sekedar
mengetes apakah dia beneran ingin serius denganku. Ternyata kevin benar-benar
serius dengan ucapannya dan benar datang ke rumah bertemu dengan ayahku hehehe.
Sungguh aku tidak pernah menyangka, saat itu aku hanya memberikan alamat
rumahku secara sepintas dan ternyata dapat ditemui olehnya.
Awal pertemuan Kevin
dangan ayahku terlihat jelas dia sangat gugup tapi menunjukan sebuah keseriusan
yang tulus. Saat dia memberanikan diri bertemu dengan ayahku aku merasa
simpatik dan terharu melihat keseriusannya yang memintaku kepada ayahku.
Sejujurnya aku merasa takut jika ayahku tidak setuju kepada Kevin, ternyata
dugaanku salah besar ayahku sangat menyetujui jika aku menikah dengannya.
Seminggu setelah pertemuan pertama Kevin dengan ayahku tanpa menunggu waktu
lama dia membawa kedua orang tuanya menemui ayahku. Saat itu aku kaget dan
merasa cemas seraya berfikir “apa benar aku akan menikah dengan dia” “ bukankah
dulu aku sering menolak ajakannnya tapi mengapa sekarang malah aku mengiyakan
ajakanya untuk menikah “ aku merasa semua itu diluar kendaliku.
Pertemuan pertama
ayahku dan orang tua ternyata lebih membuat aku kaget. Mengapa tidak baru
bertemu sudah membicarakan pernikahan, pikirku kedatangan orang tuanya hanya
sekedar ingin berkenalan dengan ayahku saja ternyata tidaklah demikian. Kedua
orang tua kami langsung membicarakan mengenai lamaran betapa kagetnya aku saat
itu. Rencana lamaran kami aku di langsungkan setelah idul fitri 2021 dan dalam
waktu yang singkat itu kami berdua harus saling meyakinkan satu sama lain. Aku
harus meyakinkan diriku jika benar ingin menikah dengannya dan Kevin juga
demikian adanya. Semenjak itu kami sering jalan dan menghabiskan waktu bersama
untuk lebih saling mengenal satu sama lain. Semangkin hari kami merasa
semangkin mantap untuk menuju ke jenjang pernikahan.
Mendekati proses
lamaran kami banyak mengalami ujian, aku yang ingin merencanakan menikah di
rumah ternyata bertentangan dengan ibunya yang ingin menikahkan kami di KUA (
Kantor Urusan Agama ). Sontak hal tersebut membuatku berfikir ulang untuk
menikah dengan Kevin. Tetapi. Kevin selalu sabar menghadapiku dan selalu
mengikuti kemauanku. Satu masalah terselesaikan, mendekati hari lamaran
tiba-tiba aku merasa ragu ingin menikah dengannya karena mantan pacarku kembali
datang menghubungiku. Hal tersebut sempat mengoyahkan imanku hanya saja aku
selalu berdoa kepada tuhan untuk diberikan kemudahan dan kekuatan dalam menuju
pernikahan.
Hari lamaran pun tiba
orang tua Kevin kembali datang menemui ayahku dan membicarakan masalah tanggal
yang akan kami gunakan untuk memberlangsungkan pernikahan. Kedua orang tua kami
sepakat untuk memutuskan tanggal 8 Agustus 2021 adalah hari berlangsungsnya
pernikahan kami. Kami pun menunggu hari bahagia itu tiba. Setelah proses
lamaran kami sibuk mempersiapkan semuanya dari mulai mencetak undangan, mencari
dekor, fiting baju, sampai mengurus berkas di KUA. Mendekati hari pernikahan
ternyata ada suatu masalah yang harus kami hadapi yaitu di berlakukannya PPKM
(Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) karena mengingat kondisi covid 19
yang semangkin meningkat. Hal ini justru membuat kami sangat takut karena semua
kegiatan masyarakat yang memicu kerumunan harus ditiadakan sedangkan undngan
sudah di sebarkan. Aku selalu berdoa agar semua di mudahkan dan mendekatati
hari pernikahanku kasus covid 19 menurun. Aku sangat senang dan bersyukur
mendegar kabar tesebut dan akhirnya kami bisa melangsungkan pernikahan di
rumah. Tepat 8 Agustus 2021 Kevin mengikrarkan janji sucinya di depan ayahku
dan semua kelaurgaku. Akirnya aku dan Kevin sah menjadi suami istri semoga
pernikahan kami senatiasa berada dalam lindungan Allah SWT.
BAB
IX
Keluarga
Kecilku
Memiliki keluarga yang
bahagia dan harmonis adalah impian setiap pasangan setelah menikah. Menjalankan
setiap biduk rumah tangga tidaklah mudah pasti tetap ada suatu masalah yang
akan di hadapi. Perbedaan pendapat antara satu sama lain pasti selalu ada menghiasi
kehidupan rumah tangga. Setelah sah menjadi seorang istri dari Raden Kevin
Efanda sejak 8 Agustus 2021 membuatku banyak mengalami perubahan. Memutuskan
untuk menikah dan menjadi seorang istri mungkin disebagian orang terasa susah.
Tapi hal tersebut tidak untukku karena semenjak kepergian ibuku aku sudah
terbiasa mengurus keperluan ayah dan adiku. Dari mulai memasak, memcuci,
berberes rumah aku lakukan semua sendiri. Hal ini ternyata membuatku lebih
mudah mengurus suami setelah menikah.
Menjalankan peran baru
sebagai seorang istri sangat menyenangkan bagiku walaupun terasa sedikit lelah.
Setiap hari aku harus mengurus suami, ayah, dan adikku sebelum berangkat
mencerdaskan anak bangsa. Keseharian ini aku lakukan dengan rasa ikhlas dan
patuh terhadap suami. Memiliki seorang suami yang sangat baik adalah impian
setiap wanita setelah menikah. Alhamdulillah aku mendapatkan suami yang seperti
itu sekarang. Suami yang selalu baik, perhatian, dan selalu memberikan kasih
sayang penuh kepadaku. Aku beruntung memiliki suami seperti dia, sejauh ini aku
sangat bahagia menikah dengannya.
Semenjak menikah aku
memutuskan untuk fokus mengurus suamiku. Memutuskan untuk menikah bearti harus
siap untuk megabdikan diri kepada suami. Hari-hari selalu ku habiskan bersama
suamiku, karena bagiku sekarang suami adalah teman, sahabat, sekaligus ayah.
Jauh sebelum memutuskan untuk menikah dengan Kevin aku sudah memutuskan untuk
siap menerima semua kelebihan dan kekurangannya. Setelah menikah aku sudah
jarang pergi berkumpul bersama teman dan sahabatku karena sekarang bagiku hanya
suamilah teman sekaligus sahabat terbaik bagiku. Setelah menikah kami masih
tinggal bersam ayah dan adikku di rumah orang tua. Mengingat kondisi rumah
orang tuaku yang sepi semnajak kepergian ibuku ditambah lagi tidak ada yang
mengurus ayah dan adikku di rumah.
Sebelum menikah suamiku
sudah menyiapkan rumah untuk kami membina rumah tangga hanya saja saat ini
kondisi belum memungkinkan untuk pindah. Rumah yang akan kami tempati nanti
beralamat di Jalan Adelia kelurahan bukit batu kecamatan Singkawang Tengah
jaraknya juga tidak terlalu jauh dari rumah orang tuaku. Awal sebelum menikah
kami sudah membincangkan masalah ini dengan ayahku tetapi sepertinya ayahku
tidak mengizinkan jika kami harus pindah. Bukan tidak memiliki alasan ayahku
tidak mengizinkan kami pindah hanya saja keadaannya yang membuat semua tidak
mungkin. Serumah dengan ayah dan adiku membuatku kasihan terhadap suamiku
karena harus beradaptasi dengan lingkungan rumahku. Terkadang aku merasa tidak
enak dan kasihan kepada suamiku karena harus bertahan dalam keadaan yang
mungkin tidak nyaman baginya.
Kondisi ini terkadang
membuat aku binggung di satu sisi aku harus tetap berada di rumah untuk
mengurus ayah dan adikku. Di sisi lain aku harus mengikuti lelaki yang sekarang
menjadi suamiku. Sungguh keadaan ini membuat aku sangat binggung semoga ada
jalan terbaik untuk aku dan suami supaya bisa mandiri di rumah kami sendiri.
Memasuki hampir tiga bulan usia pernikahan, suamiku masih seperti awal yang aku
kenal selalu baik dan sabar menghadapi sifatku. Beruntung aku memiliki suami
seprtinya walau terkadang aku tahu mungkin dalam hatinya merasa lelah
menghadapi sikapku yang terkadang membuatnya kesal.
Sama halnya dengan
pasangan lain yang baru menikah pasti mendampakan riuh tangisan seorang anak di
dalam keluarga. Terasa lengkap rasanya menjalin rumah tangga dengan adanya buah
hati. Ada pasanagan yang baru sebulan usia pernikahan sudah diberikan
kepercayaan untuk menimang momongan. Ada juga yang sudah bertahun-tahun menikah
masih belum diberikan momongan. Bagiku itu semua merupakan ujian dalam rumah
tangga. Mungkin hal ini yang sedang kami alami sekarang setalah menikah 8
Agustus 2021 hingga sekarang sudah hampir memasuki bulan November. Kami belum
juga diberikan kepercayaan untuk mendapatkan buah hati. Banyak orang di
sekitarku selalu menyakan apakah aku sudah hamil atau belum. Pertanyaan
tersebut membuat aku sedikit sedih, aku berfikir setelah menikah tidak ada lagi
pertanyaan- pertanyaan seperti itu ternyata dugaanku salah.
Setelah menikah banyak
pertanyaan dari keluarga, teman, tetangga yang selalu bertanya apakah aku sudah
hamil. Ternyata pertanyaan itu lebih menyakitkan dari pada pertanyaan kapan
menikah. Sejauh ini kami masih terus berusaha dan berdoa supaya segera di
berikan keturunan. Semoga Allah segera menitipkan rejeki yang berupa buah hati
dalam rahimku agar lengkap kebahagian yang aku dapatkan dengan keluarga
kecilku. Dan semoga tahun 2022 kami sudah bisa tinggal di rumah yang sudah
suamiku persiapkan jauh sebelum kami menikah. Semoga ayahku bisa memberikan
izin untuk kami pindah rumah. Karena aku takut jika harus berlama menginggalkan
rumah dalam keadaan kosong.
Teruntuk suamiku Raden
Kevin Efanda yang paling aku sayangi dan cintai. Terima kasih sudah selalu
menyanyangi dan mencintgaiku denagn sepenuh hati dan jiwa ragamu. Terima kasih
untuk segala rasa sabar dan perhatian yang tidak pernah henti. Aku tahu betapa
lelahnya dirimu mencari nafkah hanya semata ingin membahgiakanku dan mencukupi
segala keperluanku. Semoga lelahmu dalam mencari rejeki selalu Allah mudahkan
dan lancarkan. Semoga keluarga kecil kita selalu bahagia bersama dalam suka dan
duka. Selalu dalam limpahan rahmat dan lindungan Allah.
BAB
X
Sebatas
Idola
Setiap
orang pasti memiliki sosok yang dijadikan sebagai idola dalam hidup. Idola
adalah seseorang yang kita jadikan panutan untuk memotivasi supaya hidup lebih
maju ke depan. Mendambakan idola pasti banyak yang dilakukan oleh setiap orang,
mengikuti semua jejak kisah perjalanan hidupnya merupakan hal yang sanagt
menyenagkan bagi orang yang mengidolakannya. Tokoh yang sering menjadi diola
pasti beragam ada yang dari kalangan artis, tokoh masyarakat, seorang ilmuan,
atau bahkan tokoh para pahlawan dan ulama Indonesia. Setiap orang pasti
memiliki tokoh idola yang sejatinya bisa menjadi tokoh motivasi baginya.
Sama
halnya denganku, aku juga memiliki tokoh idola dari kalangan artis yaitu Nagita
Slavina Mariana Tenger atau yang lebih di kenal dengan panggilan Gigi. Nagita
Slavina merupakan artis kelahiran Jakarta 17 Februari 1988 dari pasangan Rieta
Amalia dan Gidion Tenger. Terlahir dengan wajah yang sangat cantik dan
sederhana membuatku mengidolakan sosok Gigi. Tidak hanya berparas cantik Gigi
juga terkenal dengan kebaikan dan sopan santunya dalam bertutur dan bertingkah
laku. Meskipun terlahir dari keluarga yang kaya raya tidak membuat sosok
seorang Gigi sombong kepada orang lain. Hal inilah yang membuatku sangat
mengidolakannya sejak awal mula kemunculannya di layar kaca.
Gigi
memiliki dua saudara yang bernama Alsi Mege Marsha Tenger dan Rio tenger.
Memutuskan menikah pada tanggal 17 Oktober 2014 dengan seorang aktor tampan
ternama Indonesia bernama Raffi Ahmad dan di karunia seorang anak laki-laki
yang sangat lucu dan tampan bernama Rafathar Malik Ahmad. Gigi merupakan salah
satu artis yang memiliki talenta tinggi piawai dalam berakting dan merdu dalam
bernyanyi. Tidak hanya itu Gigi juga pandai dalam memasak dan mengurus rumah
tangga. Kepandaiannya dalam mendidik anak dan megurus suami membuatku
termotivasi untuk mengikutinya. Sosok yang sangat baik dan penyayang membuatnya
banyak di kagumi orang-orang. Kebaikan yang selalu di berikan kepada semua
orang tanpa memadang status sosialnya dan sering membatu kalangan artis yang
sedang kesusahan dalam masalah ekonomi.
Sebelum menikah dengan
aktor tampan Raffi Ahmad, Gigi sudah cukup terkenal yang selalu menghiasi dunia
pertelevisian Indonesia. Gigi Menempuh pendidikan di SMA Al Azhar Syifa Budi
Kemang dan menamatkan SI di sebuah Universitas ternama Indonesia yaitu
Universitas Indonesia dan S2 di Universitas Nasional Australia. Setelah
menamatkan S2 Gigi belajar memasak di le Cordon Blue London yang sanagt
memiliki banyak peminat di kalangan artis. Seorang Nagita Slavina sangat terkenal
di Indonesia banyak stasiun TV Indonesia yang ingin melakukan kontrak kerja
dengannya. Selain menjadi artis gigi juga mahir dalam bidang kemodelan,
presenter, produser film dan bernyanyi.
Pada tahun 2000-2008 di
mana aku masih duduk di bangku Sekolah Dasar Gigi sudah memulai karirnya dalam
dunia model iklan di pertelevisian Indonesia. Tidak hanya menjadi model Gigi
juga mendapat tawaran untuk menjadi bintang sinetron dalam sebuah judul film
Inem Si Pelayan Slebor. Mahir dalam berakting membuatnya di lirik banyak
sutradara Indonesia. Sinetron yang pernah dibintangi Gigi antaralain Di Sini
Ada Setan, Cinta 100 Hari, Cewek Tulalit, Tikus dan Kucing Mencari Cinta, dan
Ramalan Alisha. Terlahir dari perpaduang berdarah Jawa, Manado, dan Minang
membuat Gigi memiliki wajah cantik yang sangat lucu. Tidak heran dalam dunia
akting dia selalu menajadi tokoh yang lucu dan menggemaskan.
Sebelum melangsungkan
pernikah Gigi dan Raffi pernah beradu akting bersama dalam sinetron Tikus dan
Kucing Mencari Cinta. Tiada yang menyangkan garis tangan allah pemilik rencana
terbaik. Akhirnya mereka di persatukan dalam ikatan yang halal. Setelah menikah
denga Raffi Ahmad pada tahun 2014 sekarang Gigi sedang hamil anak kedua dari
buah cintanya bersama Raffi. Selain menjadi artis Gigi juga memiliki berbagai
usaha di dunia kuliner yaitu Bakmi RN, Gigiet Cake, Chipstaro dan Kingkong
Snack Bugo Krezz, Manggo Bomb dan Tenangin.
Tidak hanya memiliki
bisnis kuliner Gigi juga memiliki rumah produksi yang bernama Rame Rits yang
banyak mencebolkan artis ternama dalam produksinya. Cerita yang di sajikan daru
rumah produksi tersebut sangat bagus dan banyak memotivasi para penonton. Mulai
dari kisah percintaan, agama, ekonomi, dan tingkat kesabaran yang tinggi.
Selain itu Gigi juga masih aktif dalam berbagai acara televisi seperti Janji
Suci Raffi dan Gigi, Rans Famili, Rumah Mama Ami, Mamaku Hits, Rumah Si Aa,
Kamulah Takdirku, dan Andara Saksi Cinta.
Sebagai artis terkenal
Indonesia belum cukup rasanya kalau belum pernah mendapatkan berbagi
penghargaan dan nominasi. Tahun 2005 mendapatkan penghargaan festival film
terbaik Indonesia kategori artis terbaik, pasangan terdahsyat, asmara tersilet.
Tahun 2014 kembali mendapat penghargaan Insert 2014, Yahoo Celebrity Award.
Setiap tahun dalam rangka pemberian penghargaan dan nominasi pasangan Gigi dan
Raffi selalu di ikutsertakan.
0 comments:
Post a Comment